Aku tak tau akan dibawa kemana raga ini kelak sebelum ia menemui tempat peristirahatan terakhirnya. hingga saat ini arah tuju masih kabur, tetapi tidak suram. Aku sadar dan cukup menyadari betapa beratnya kaki ini harus melangkah untuk menjadi sempurna, di suatu sisi aku harus mengangkangi hak-hak orang2 yang aku sayangi disisi lain aku berkhianat dengan pencipta Ku,
Tapi,,,
Apalah arti kesempurnaan kalau tiada kecacatan, apalah arti siang kalau taiada malam dan apalah arti Ku kalu tiada "DIA". Aku lebih memilih bungkam daripada menghujah agar semua berwarna, ada berbicara ada pula diam, bukan berarti aku tak mengerti lantas aku diam,,,,bagi Ku lengkingan suara-suara mereka sudah mewakili aspirasi Ku, aku tak mau menambahkan ego ku di sekian banyak ego2 mereka yang mereka anggap benar, palinnnnng benar, atau mungkin aku yang salah menyimpulkan dalam hal ini???
Semoga ragaku bisa dituntun oleh nurani ku yang tanpa asa ini menuju pada cita-citanya merengkuh bayang semu,,,,melewati masa indah, agar aku bisa menyuguhkan yang terbaik buat orang-0rang aku sayangi, karna saat ini dan esok itu belum tentu sama,,,,
seperti kata proklamator kita Almarhum Soekarno dalam pidatonya untuk memberi semangat kepada generasi muda bangsa ini, beliau berkata "Berikan aku 10 orang pemuda maka aku akan menaklukkan Dunia",,,,
Buat Ku Cukup dengan,,,
"Ya Allah beri aku iman untuk menaklukkan jiwa ku ini, baru akan ku taklukkan dunia",
Kau, Aku, dia dan Mereka adalah sama secara fitrahnya tetapi "Nurani Tanpa Asa" merkalah yang telah merubah segalanya sehinga menjadi berbeda2 namun tetap satu adanya,,,
Isamil Marzuki
18 November 2009 jam 6:37