Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta - Tamat Versi Ria

18 Agustus 2010   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 171 0

Episode-episode sebelumnya dapat dilihat di sini: Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta #1 s/d #20

Panji, Susan dan George berdiri mematung di luar... Menanti apa yang akan terjadi... Sadar bahwa ada orang lain di antara mereka, Rindu minta maaf dan mengatakan bahwa ia perlu waktu berdua dengan Satria... Ketiga orang itupun mengangguk... Mereka mengikuti Ibunda Satria yang mendatangi mereka setelah mendengar kehebohan tersebut untuk menuju ruangan lain. Suasana sunyi saat itu... Sesekali hanya terdengar isakan Rindu dan desahan napas Satria...

Tiba - tiba Rindu berdiri tegak dan menghapus air matanya... Ia menatap pria yang ada di hadapannya yang telah membuat perasaannya kacau selama beberapa hari belakangan ini…

“Satria, kau tentu ingat akan sumpah perkawinan kita nanti?” Rindu menatap Satria sebelum ia memalingkan wajahnya dan berjalan menuju jendela… Menatap nanar ke suatu arah… “Haruskah kuulang sumpah perkawinan kita itu, Satria?”

Pria dihadapannya terdiam… Tentu saja ia ingat akan sumpah perkawinan yang bahkan jauh sebelum tanggal perkawinan ditetapkan telah menempel di kepala dan hatinya…

I take you to be my wedded wife / husband… To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish ‘till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness

Rindu menatapnya kembali… Dadanya terasa sesak dengan luapan berbagai macam perasaan yang ada menimpanya … Marah, sedih, terharu, gusar hingga akhirnya kecewa…

“Kita akan bersumpah untuk saling setia, Satria… ,” suara Rindu tercekat ketika ia melanjutkan kata – katanya, “Mulanya aku begitu terharu… Kau begitu ingin melindungiku dari rasa sakit ini…hingga kau memutuskan untuk menghubungi Panji…”

“Jangan lanjutkan lagi, Rindu…,” potong Satria dengan suara perlahan… “Aku pikir akan lebih mudah bagiku jika kau membenciku karena membatalkan perkawinan begitu saja… Aku tidak menginginkan kau salah paham seperti ini… Aku hanya tidak ingin kau terluka nantinya jika tetap bersama denganku…”

Rindu bagai tak mendengar bantahan Satria dan melanjutkan dengan suara meninggi, “Yang membuatku kecewa, Satria… adalah begitu kecil kau menilai diriku...Apa kau mengira sumpah itu hanya untuk main – main? Kau mengira melindungiku dengan berbohong seperti ini… Dan lebih gila lagi, kau melibatkan Panji dalam masalah kita…”

“Jangan bohongi dirimu… Aku tahu kau masih mencintainya… , “ sambar Satria yang kini merasa gusar akan tuduhan Rindu. “Dan dia masih merasakan hal yang sama terhadapmu…”

Rindu menutup wajahnya sejenak dengan tangannya… Ia tidak membantah bahwa bayangan Panji terkadang masih berada dalam benaknya… Ia juga tahu dalam hatinya ia masih sering bertanya, mungkinkah ia dan Panji bersatu? Tapi ia sadar bahwa hanya pada Satria janji sehidup semati ia ucapkan… Jadi? Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Lalu sesuatu melintas dikepalanya… Ia menengadahkan kepalanya kembali… Ya, kelihatannya keputusan itulah yang paling tepat dirasakannya saat ini…

“Apapun alasanmu…aku rasa ini saat yang tepat untuk membicarakan hal ini pada orang tuaku…tepatnya orang tua kita… , “ Satria terpana mendengar ketenangan dalam suara Rindu. “Aku akan memanggil ibumu serta yang lainnya… Mereka juga harus hadir karena secara tidak langsung telah terlibat dalam masalah ini…”

Satria beranjak hendak mengikuti Rindu untuk memanggil yang lain ketika wanita yang telah dititipkannya pada Panji itu menoleh dingin kearahnya. Pandangan Rindu seperti bertanya apa yang akan dilakukan Satria dengan mengikutinya?

“Karena engkau yang membatalkan pernikahan ini, “ Rindu menjawab pertanyaan di wajah Satria. “Maka kuberi engkau kesempatan untuk menjelaskan kepada orangtuaku…dengan menghubungi mereka sekarang… Kita akan kerumahku…”

Rindu lalu mengacuhkan pandangan terperangah Satria. Yah, ia ingin hal semrawut ini diselesaikan saat ini juga. Dengan begitu tidak ada rahasia yang lama terpendam untuk dibongkar di kemudian hari dan memberikan penyesalan yang tidak berkesudahan kepada pihak – pihak yang terlibat. Apapun akibatnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun