SEBUAH siang pertengahan November 2017, di trotoar jalan samping gedung Sarinah Thamrin yang menghadap Djakarta Theatre XXI. Alunan musik tradisional angklung yang biasa dimainkan oleh sekelompok pemusik jalanan terhenti. Di pinggir tembok, seorang lelaki duduk menelungkupkan kepalanya.
KEMBALI KE ARTIKEL