Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lovely

18 Oktober 2009   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:35 535 1
“Mbak mau bilang apa juga, Adi nggak peduli! Terserah!â€
“Adi! Kamu udah 30 tahun sekarang! Get over it! Lagipula kamu udah.. kamu udah…â€

Kakak perempuanku mulai menangis sambil memegang tanganku. Ayah dan ibuku serta kakak laki-lakiku ada di luar, menunggu hasil.

“Aku tahu, kak, cuma…â€

Bagiku, bisa chat atau sms-an lagi sama dia lebih berarti daripada apapun sekarang.

***

Sekarang tahun 2009, umurku 18 tahun. Sudah hampir 2 tahun aku berhubungan dengan dia via komunikasi tekstual dunia maya, entah sms atau webchat atau instant messaging.

Usernamenya “lovelyâ€. Kami bertemu pertama kali di sebuah forum internet yang membahas apa saja, sebuah forum bertopik umum yang kebetulan mempunyai sebuah chatbox/shoutbox/istilah apapun; tempat yang biasa dipakai penggunanya untuk mengobrol satu sama lain.

Awalnya aku menganggap dia itu user biasa, sama saja dengan user lain, hanya seorang user. Tidak kurang dan tidak lebih. Bahkan awalnya aku lebih banyak mengobrol dengan user lain daripada dengannya.

Tapi lambat laun, setiap dia-

lovely        : duh capek banget sekolah hari ini
4d1        : pelajaran apa aja emang?

-berbicara di situ, aku mulai merasa senang. Entah kenapa, aku suka tata bahasanya, diksinya, singkatan-singkatan yang dia gunakan, smapai-sampai setiap huruf dalam ucapannya terlihat indah. Lambat laun aku pun mulai menganggap usernamenya “cantikâ€. Well, “lovely†itu artinya cantik sih, tapi ini lain. Username itu seakan-akan punya wajah. Wajah yang mengucapkan-

lovely        : eh dadu, ajarin mat dong, ym bisa kan?
4d1        : lagi sibuk sih, tapi gapalah, yok
lovely        : thanks ya :x

-apa saja, mulai dari hal sepele seperti ngobrolin gempa-gempa yang sering terjadi tahun 2009 dulu, sampai hal penting seperti menyapaku “selamat pagi†atau “hai†atau “hei, lg ngapainâ€.

Tidak lama setelah aku mulai suka pada kalimat yang dia ucapkan, aku dapat nomer handphonenya. Awalnya nomer itu diam saja di dalam phonebook, atau beberapa kali menghilang bersama dengan keteledoranku meninggal-ninggalkan hanphone di kursi bus yang biasa aku tumpangi dari Bekasi ke Cikarang dan beberapa kali juga aku harus memintanya lagi, lalu dapat ceramah-

lovely        : hapemu ilang lagi?
4d1        : iya :(
lovely        : aduh dadu…

-yang sebenarnya bukan ceramah, tapi hanya kata-kata “aduh†atau “dasar†yang entah kenapa dalam pikiranku terbaca sebagai esai empat halaman tentang kenapa seorang anak laki-laki harus berhenti menghilangkan handphonenya, yang diucapkan seorang perempuan tanpa wajah padaku, dengan nada yang dipakai seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

Dengan cepat, isi folder inbox di handphoneku menjadi penuh dengan sms balasan darinya. Dengan cepat, isi folder sent items di handphoneku menjadi penuh dengan sms-sms yang kukirim padanya. Sebagai perbandingan, setiap satu sms dari ibuku, dan sepuluh sms dari teman sekampusku, ada sekitar 35 sms-

Sender : lovely
“nggak lagi ngapa-ngapain, masih lurking di forum aja, kayak biasa. Km ko gak ol?â€

Sender : lovely
“nggak mau ah. haha :(â€

Sender : lovely
“tapi aku nggak tahu lagi ya, mungkin aja itu link game yang salah. coba cari lagi di google atau tanya si gui, kan dia yang lebih jago gituan.â€

Sender : lovely
“NGGAK MAUUU D: DADUUUU!!!â€

-darinya.

***

“Lw yakin kalau dia itu bener-bener cewek, Di?â€
“Yakin.â€
“Dari mana? Facebook? Atau udah pernah telpon-telponan?
“Nggak kok. Kalau dari mata orang awam, gw nggak punya bukti apa-apa. Yakin aja.â€
“Lw tahu kan, kalau di internet itu-“
“Ya, ya, ya. Kalau di internet itu gak ada yang 100% bisa dipercaya. Tapi namanya yakin ya yakin. Kaya kalau lw yakin sama tuha-“
“Itu lebay, Di. Kalau sampai lw bandingin keyakinan lw itu sama iman ke tuhan, itu namanya lebay.â€
“Mentang-mentang nama lw juga Iman. Tapi ya, gitu deh pokoknya. Well, sebenarnya gw udah nggak peduli lagi dia itu cewek atau bukan. Suka ya suka.â€
“Gay, dong?â€
“BUKAN GITU!â€

***

Sender : lovely
“hore akhirnya aku diterima sama senpai ituâ€

Eh?

“wah, selamat ya.â€, “udah pedekate berapa lama?â€, “semoga langgeng yaâ€, “traktir dongâ€, “cakep gak senpaimu itu?â€, “pajak jadian, dongâ€. Dari sekian banyak reaksi yng bisa kupikirkan, reaksi normal yang biasa diucapkan seorang teman kepada temannya kalau dia senang karena baru jadian, sms yang kukirim adalah-

To : lovely
“…â€

-yang sepeti itu.

***

From : lovely
“kenapa, du?

Dua hari beikutnya baru aku balas sms yang dia kirim padaku itu.

To : lovely
“Ah sori, kemarin lusa itu pas banget pulsaku habis, dan duit lagi pas-pasan… Selamat ya, btwâ€

From : lovely
“hahaha gapapa kok. Iya, makasihâ€

Aku pernah dengar tentang para nijikon dan kecintaan mereka pada tokoh-tokoh rekaan, tokoh-tokoh 2D. Mereka selalu menganggap tokoh-tokoh 2D itu jaduh lebih baik daripada manusia asli, atau manusia 3D, karena mereka murni, tidak akan meninggalkan mereka begitu saja begitu ada cowok lain yang lebih ganteng, lebih pintar atau lebih kaya, seperti yang dilakukan sebagian cewek 3D.

Secara wajar, ada yang menentang itu. Penentang mereka selalu mengutarakan kalau para tokoh 2D itu tidak ada, mereka tidak nyata. Para tokoh dari dunia dua dimensi tersebut hanyalah rekaan dari seorang manusia biasa, mungkin om-om jelek gendut yang sudah dua minggu tidak menukur kumis dan janggutnya karena tekanan deadline komik mingguan. Respons yang para tokoh 2D itu kirim pada kita sudah ada pola-pola tertentu, membosankan.

Debatnya bisa panjang, tapi intinya adalah, pertama kali aku mendengar berita ini dari sebuah situs berita luar negeri, aku langsung teringat dengan hubunganku dengan lovely. Well, dia tidak bisa dibilang nyata, sebaliknya dia juga tidak bisa dibilang tidak ada. Mungkin saja kepribadian yang dia miliki di internet itu palsu, dia buat-buat saja. Atau malah mungkin saja kalau kepribadian yang bisa kutangkap lewat chat messages dan sms-sms yang dia kirimkan padaku itu adalah kepribadian aslinya, yang dia tekan supaya tidak keluar di dunia nyata.
Aku jadi berfikir, apakah lovely itu seorang tokoh 2,5D? Aku sadar kalau dia tidak punya unsur “nyataâ€, tapi dia punya unsur “pikiranâ€. Dia bukan kumpulan kode-kode komputer, atau kombinasi garis dan warna yang menyusun suatu penggambaran manusia dengan mata sebesar bola tenis dan berambut merah muda, bukan.

Well sayang sekali sih. Berkat unsur “pikiran†itu, sekarang dia jadi punya pacar.

Tapi sudahlah, aku bukanlah seorang yang mudah stres dan jadi depresi untuk hal-hal sepeti ini. Dalam waktu seminggu, rasio sms di dalam inbox kembali seperti biasa, meskipun sedikit memburuk. Wajar sih, soalnya dia juga sudah punya pacar, tentu aja dia juga harus bagi-bagi alokasi pulsa. Nggak mungkin kan kalau alokasi pulsanya untukku lebih tinggi daripada alokasi pulsanya untuk pacarnya itu.

***

From : lovely
“Dadu, sebenarnya buat apa sih manusia dilahirkan kalau malah bikin manusia lain repot? Nyawa itu berharga ga?â€

To : lovely
“Well, setiap orang punya fungsinya masing-masing, sih… Dan ofc nyawa itu berharga. Btw, kenapa, li? Tiba-tiba tanya gituan…â€

From : lovely
“gapapa, tanya aja…â€

***

Selang 3 bulan dari “berita menyenangkan†itu, aku mendapatkan sms biasa dari orang yang mengejutkan.

From : 08568857xxx
“halo, temannya jessica, ya?â€

To : 08568857xxx
“jessica? Siapa? Ini siapa?

From : 08568857xxx
“loh, masa salah? lw itu 4d1, kan?â€

To : 08568857xxx
“Iya, gw 4d1. terus? makanya, ini siapa ya?â€

From : 08568857xxx
“ah, sori sori sori, jessica itu lovely, maksud gw. Jadi lw belum tahu nama aslinya dia, ya? Gw temennya dia. Nama gw bruno. Dia sering cerita soal lwâ€

To : 08568857xxx
“hoo, temennya lovely, ya. Haha salam kenal, brun, panggil gw pake adi aja. Itu nama asli gw. Btw kenapa tiba-tiba sms gw?â€

From : 08568857xxx
“nggak kenapa-napa sih, cuma udah seminggu ini jessica nggak ada kabarnya. Gw telpon ga diangkat, gw sms gak dibalas, gw cari di rumahnya juga nggak ada. Nah kebetulan gw pernah liat inbox dia dan gw liat nomer lw memenuhi inboxnya dia, secara gw jarang sms dia..â€

To : 08568857xxx
“eh? baru tahu gw kalau dia ngilang. Seminggu ini dia masih smsan kok sama gw… well, kalau gw inget-inget lagi, iya sih, akhir-akhir ini dia tanya hal-hal filosofis kayak arti hidup lah, apalah. Emang ada apa?â€

From : 08568857xxx
“well, ada deh, masalah keluarganya dia. Gw gak enak nyeritainnya di sini. Paling nggak bisa ga lw bujukin dia supaya mau pulang kalau dia sms lw lagi? Kita semua udah takut banget nih. Kalau misalnya terjadi apa-apa…â€

To : 08568857xxx
“ah, ok.â€

From : 08568857xxx
“thanks yaâ€

***

To : lovely
“hei lg ngapain?â€

From : lovely
“gak lagi ngapa-ngapain, tidur-tiduran aja…â€

To : lovely
“enaknya yang bisa tidur-tiduran, tugasku banyak banget nih… :( btw sekarang kamu kok jarang ol?â€

From : lovely
“salah sendiri ambil kuliah di univ terkenal D: ngeluhnya pasti keluar belakangan :D ahaha iya nih akhir-akhir ini aku juga banyak tugas, walo gak sebanyak tugasmu :p

To : lovely
“D: kok gitu :( btw, pulang gih

From : lovely
“Hmm?â€

To : lovely
“aku udah denger dari temenmu bruno itu, masalahnya sih gak dia ceritain, tapi pulanglah D: pasti banyak yang khawatir D:â€

From : lovely
“…â€

To : lovely
“Tuh kan, udah kuduga kamu pasti balesnya dengan titiktitiktitik orz…â€

From : lovely
“ah, nggak, cuma, ah, udahlah lupain aja… kamu sendiri lagi ngapain?â€

To : lovely
“lagi cemas. Kayak yang temen2 serta keluargamu lakuin sekarangâ€

From : lovely
“D:â€

Aku udah gak tahu lagi mau balas apa ke sms dua karakter itu. Well, aku nggak tahu masalahnya apa, jadi otomatis cuma frase-frase pendek seperti “pulang gihâ€, “keluargamu cemas loh†atau yang semacamnya yang bisa kukatakan pada lovely.

***

“Di, lw ga cari cewek? Sekelas kita tinggal lw doang loh yang belum punya pacar.â€
“Males, Man. Repot.â€
“Repot karena dia bakal jadi ceweklu atau karena dia bakal jadi ceweklu?â€
“Lw gak jelas, Man.â€
“Biarin. Eh si lovely itu siapa sih? Setiap kali gw lihatin inbox lw, pasti banyak banget namanya berderet dari awal ampe akhir. Gebetan?â€
“LW SUKA NGELIHATIN INBOX GW?! SIALAN LW!â€

***

Tiga hari setelah sms dari bruno datang ke inboxku.

From : lovely
“Kukira kamu bener juga, du.â€

To : lovely
“He? Apanya?â€

From : lovely
“Hari ini gw bakalan pulang ke rumah. Thanks ya udah khawatirâ€

To : lovely
“syukurlah, btw boleh tanya ga?â€

From : lovely
“tanya apa?â€

To : lovely
“sebenarnya ada masalah apa, sih? Gapapa kan aku tanya ginian?â€

***

To : lovely
“jadi begitu…â€

To : lovely
“ah sori udah bikin kamu nginget lagi.â€

To : lovely
“tapi kamu gak kenapa-napa kan?â€

To : lovely
“…â€

To : lovely
“Ah.. maafâ€

Dan puluhan sms lainnya memenuhi folder draft di handphoneku. Aku tidak berhasil mengirimkan apapun. Aku tidak berhasil mengirimkan apapun. Aku tidak behasil mengirimkan apapun. Aku tidak berhasil mengirimkan apapun.

***

Sekarang aku sudah ada di depan gedung itu, mungkin hanya beberapa langkah sebelum aku bisa melihat mukanya. Kira-kira secantik apa ya dia itu? Pasti dengan gaun putihnya itu dia terlihat sangat anggun dan mempesona.

From : lovely
“Dadu, apa kabar?â€

Aku pun sudah siap juga dengan setelanku yang terbaik, yang kudapatkan setelah mengosongkan tabunganku yang diisi dua bulan sekali. Aku juga pergi ke salon yang biasanya aku tidak mau sama sekali masuk ke dalamnya, hanya untuk menata kembali rambutku yang sudah lebih terlihat seperti bekas kebakaran di hutan Sumatera daripada penutup kepala manusia..

From : lovely
“Dadu, balas smsku dong…â€

Dengan mobil sewaanku, aku datang dengan cukup gagah, mungkin dengan cukup kegagahan untuk membuatku dilirik sekitar 40% tamu wanita di acara ini.

From : lovely
“Dadu, bisa nggak datang besok? Tempatnya udah kusms kan? Aku bener-bener pingin kamu datang…â€

Ya, tinggal beberapa langkah lagi.

To : lovely
“Maaf, aku ada acara keluarga yang nggak bisa kutinggalkan. Yang penting, selamat ya. Semoga bahagia selamanya.â€

Sudah kuduga, aku nggak bisa. Dengan itu aku membuka pintu mobil sewaanku dan kumasuk ke dalamnya. Kuacak-acak rambut lima puluh ribuku ini, dan kulepas jasku dengan asal. Aku pulang ke rumah.

END

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun