pada dadaku yang berlubang
untuk memenuhi segala yang lapang
mengisi apa-apa yang pernah pergi
dan kembali mencari
di sudut mana buku biru itu masih tersimpan
ceritamu saat tertawa di bawah hujan
Namun, untuk datang pada hatimu yang tebing
tak cukup hatiku yang hanya ranting
patah dan terpisah
tanpa pernah jadi gaduh atau teduh
hanya sebatas keluhan
tak pernah jadi doa pada Tuhan
"Aku hanyalah doa-doa yang dipatahkan kenyataan," lirihku di antara beranda harapan saat kehilangan
Aku hanyalah angin yang merambat pelan
menarikan dedaunan dan keinginan
bukan akar ataupun rindu
yang meneduhkan segala teduhmu
Namun, pintaku sederhana saja
pulanglah lalu kembali jadi makna
pada cerita ini. Walau sebatas fiksi