saat pagi menyuarakanmu lagi, menjadi headline kehidupan yang kucari dalam tiap pengembaraan hati, sedang tentangmu adalah cerita yang tersirat kembali
:
pada matamu yang dunia
kutemukan selapangnya kita
menziarahi setiap puisi
yang memendam mimpi-mimpi
pada sedalamnya doa
pada tanganmu yang nyaman
kudapati malam begitu tenang
tempat setiap ego yang nyalang
kembali terpejam
terlelap dalam buaian
.
pada bibirmu yang gula-gula
kutemukan arah jalan pulang
rumah tempat angan berdiang
sembari menikmati hangatnya kata-kata
"Aku adalah udara yang mematahkan mati di kedalaman dadamu itu."
pada namamu yang merah jambu, kuartikan tempat menuju, mengejar damai di antara ramai, karena kita tahu sepi adalah kehilangan yang paling dirindukan.