Rencananya Aku ingin mencoba mengisi yang tampak telah usang
Setelah nanti, ketika kaki telah berani menjejak di atas tanah
Ketika niat telah lepas dari kepenantannya
Jangan kau tatap aku seperti itu!
Kalimat matamu terlalu mengintimidasi
Namun, wajar, tetapi kebohongan tak ada dalam ransel punggungku
Seperti katamu, "Jujur adalah luka terbaik".
Maka aku kembalikan lagi kepadamu : kopi yang telah tersaji di atas batu bulat itu untuk siapa?
Tentang apa yang akan kuberikan, kau telah tahu, kau mengenalku
Ialah senyum yang telah lama menanti penantian.