Untukmu dalam dekapan indurasmi bersemi bagai matahari semu diantara jemuan malam, dan senyum rasa menikam asmara buana, katanya; saban sarayu yang mengepu kata tak terucap asmara bergejolak hebat samar-samar.
Dan, kicauan burung pagi indah menari diatas genting rumah tetangga penuh hasra
Pohon dipinggir jalan jeremba daun-daun berjatuhan tanpa dosa, aku berkata; "Rasanya begini jadinya begitu".
Diufuk barat meninggalkan gadis konglomerat dengan busana adat meninggalkan lengkungan senyum warna-warni laksana api, kemudian aku berkata; "Oh tuhan, Aku durjana terpanah oleh api asmara".
Dan, membekas hingga luSAA
Karawang, 19 Agustus 2020