Ia tak pernah marah kepadaku, adikku ataupun Ibuku. Jika kita melakukan sebuah kesalahan, Ia hanya menegur dan mengingatkan, dengan sikapnya yang ramah dan kata-katanya yang lembut.
Ya, Ia tak pernah memakai kekerasan dalam mendidikku dan adikku. Dan itu berlangsung dari mulai aku kecil hingga besar sampai saat ini. Subhanallah.. Alhamdulilah..
Cintanya dan kesetiaanya kepada Ibuku begitu besar dan abadi. Buktinya, sampai sekarang Ia tak pernah melirik apalagi mencintai wanita lain. Padahal, Ayah dan Ibuku terpisah jauh hampir 3 tahun lamanya. Itu dikarenakan Ibuku beberapa tahun yang lalu bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi. Namun, saat ini Alhamdulillah Ibuku sudah pulang ke Indonesia dan kembali berkumpul bersama keluarga kecilnya disini.
Ayahku lebih memilih mencari banyak cara untuk membahagiakan kita anak-anaknya. Terlebih lagi saat Ibuku berada jauh disana. Terkadang jika kita sedang tak punya uang, hanya cukup untuk makan satu porsi saja, Ia lebih memilih untuk berpuasa atau hanya makan mie rebus saja, dan itu Ia lakukan agar kita anak-anaknya bisa makan dan tak merasa kelaparan.
Keikhlasan dan kesabarannya sungguh takkan pernah terukur, kebaikan dan ketulusannya sungguh takkan pernah terganti.
Maafkan anakmu ini Ayah, mungkin sampai detik ini, anakmu belum bisa membahagiakanmu.
Mungkin sampai detik ini, anakmu masih sering menyakiti hatimu.
Mungkin sampai detik ini, anakmu masih merepotkan dan menyusahkanmu.
Andai engkau tahu Ayah, saatku berada jauh darimu, aku selalu merindukan hadirmu.
Andai engkau tahu Ayah, aku sangat bahagia dan bangga memiliki Ayah sepertimu.
Meskipun keadaan kita sederhana bahkan serba pas-pasan, tapi itu tak jadi masalah bagiku, selama Ayah tak pernah berubah, dan semakin menyayangi kita semua.
Semoga Allah selalu melindungimu Ayah.
Semoga Allah selalu memberikan segala yang terbaik untukmu Ayah.
Aamiin..
Terimakasih untuk kasih sayangmu selama ini Ayah, terimakasih untuk segalanya, aku menyayangimu Ayah, kita semua menyayangimu Ayah.
Rian Budianto
Bandung, 19 Mei 2012.