Di salah satu kota, Lina sedang memberikan penyuluhan tentang keamanan pangan di balai kelurahan, tepatnya Koto Panjang, Kota Padang Panjang. Suasana tiba-tiba berubah tegang ketika seorang ibu menjerit. Bu Santi, datang tergopoh-gopoh sambil menyeret anaknya yang menangis.
"Bu Lina, tolong! Anak saya tadi menelan sesuatu saat makan jajanan di sekolahnya!" Seru Bu Santi dengan wajah panik.
Lina segera menenangkan Bu Santi dan memeriksa anak itu. Setelah mendengar ceritanya, Lina menyadari bahwa benda yang tertelan adalah anak klip kecil yang tidak sengaja bercampur dalam jajanan pas anak membuka jajanan.
"Ini bisa berbahaya, Bu Santi. Kita harus segera membawanya ke dokter," ujar Lina sambil mengatur napasnya.
Bu Santi pun ikut menangis, menyesali kebiasaannya membiarkan anaknya membeli jajanan sembarangan. "Saya tidak pernah memeriksa jajanan itu, Bu Lina. Saya pikir semuanya aman."
Lina mengangguk dengan lembut. "Inilah pentingnya kita mengenal bahaya fisik pada makanan terlebih dahulu. Kadang, benda kecil seperti klip atau staples bisa saja tidak sengaja masuk ke dalam makanan ketika kita membuka bungkusnya. Sebagai orang tua, kita harus lebih berhati-hati. Ajari anak dari rumah untuk waspada. Perhatikan kemasan makanan. Bila memakai klip, buka dulu klipnya dengan jari dan kuku atau jepitan."
Cerita itupun menjadi pembuka diskusi yang hangat di balai kelurahan. Masyarakat diminta mulai sadar bahwa keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab pedagang, tetapi juga tanggung jawab bersama, termasuk orang tua di rumah karena kadang sekolah terlupa mengingatkan.***