"Bu, boleh aku hapus tulisanku di Kompasiana?" Tanya seorang muridku dengan wajah cemas.
Aku menatapnya, mencoba membaca keresahannya. "Mengapa dihapus, Nak?" Tanyaku lembut.
"Tulisannya jelek-jelek, Bu!" Ia meratap sambil menunduk.
Aku tersenyum. Lalu memegang bahunya, "Jangan, Nak. Untuk pemula, tulisan seperti itu sudah bagus kok. Ibu dulu juga begitu, tulisan awal Ibu banyak tidak masuk pilihan atau jadi artikel utama. Tapi justru dari sana kita belajar. Teruslah menulis. Jangan dihapus, ya. Kalau sudah mencapai 50 judul, kamu bisa ikut K-Rewards, lho," jelasku.