Sejak orde reformasi tumbang, setiap orang yang tampil untuk merebut posisi jabatan publik cenderung akan mengklaim diri sebagai "sosok perubahan". Dimata mereka kalau dirinya mengaku sosok perubahan, maka sedikit banyak memiliki "nilai jual" yang lebih baik dibandingkan mengaku sebagai sosok masa lalu yang relatif terjebak dalam "status que".
KEMBALI KE ARTIKEL