Dari waktu ke waktu, popularitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin meningkat di kalangan masyarakat karena gaya kepemimpinannya yang temperamental namun tegas. Tentu sikapnya ini sering menimbulkan kontroversi, ada yang mendukung, ada pula yang membencinya. Di balik itu semua, ternyata banyak orang memprediksi bahwa kemampuan ahok yang mumpuni sebagai pemimpin telah dilirik oleh parpol-parpol untuk kembali eksis di Pilgub 2017 mendatang.
Ahok kemungkinan akan menjadi primadona di Pilgub 2017 karena banyak parpol di Indonesia yang menilainya sebagai tokoh yang perlu diperhitungkan serta memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. Beberapa partai besar yang dikabarkan akan menggaet Ahok adalah Partai NasDem, PKB dan Partai Golkar. Ahok sendiri mengatakan bahwa hingga kini belum ada yang ‘meminangnya’ untuk maju di Pilgub 2017 mendatang, disamping masih disibukkan dengan tugas-tugasnya dalam memimpin Jakarta.
Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus, Kamis (28/5/2015) lalu menyatakan bahwa Ahok salah satu tokoh yang harus diperhitungkan. Jika Ahok memperlihatkan progres yang baik dalam menangani permasalahan di Jakarta dan berminat maju Pilgub 2017, Nasdem akan mendukungnya. Ahok sebenarnya juga berencana maju di Pilgub DKI 2017 sebagai calon independen. Namun dia akan kesulitan jika berjalan sendiri karena syaratnya harus mengantongi dukungan dalam bentuk fotokopi e-KTP sebanyak 750.000 lembar. Oleh karenanya, Nasdem siap ‘memfasilitasi’ semua jika Ahok mau bergabung dengan parpol ini.
PKB pun memberikan pendapat yang hampir sama. Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas menyarankan agar Ahok tak maju sendirian di Pilgub mendatang karena dipastikan akan banyak partai yang mau menggandengnya, termasuk PKB. Bahkan, untuk menunjang karier Ahok di Pilgub mendatang, ia menyebut nama Saefullah yang menurutnya sangat cocok menjadi Calon Wakil Gubernur DKI mendampingi Ahok. Keduanya dianggap sebagai duo pemimpin yang berkinerja bagus dan kuat.
Partai Golkar pun angkat bicara mengenai kandidat kuat Ahok di Pilgub mendatang. Ketua DPD Golkar DKI, Zainuddin menyatakan bahwa Ahok sebenarnya dibesarkan oleh Golkar di masa lalu. Jika Ahok ingin mengenang kembali saat-saat dibesarkan Gollkar, kini Golkar siap mendukungnya kembali di Pilgub 2017. Secara formal dikatakan belum ada proses penjaringan karena semua diproses mulai tahun 2016. Namun semua butuh persiapan jauh-jauh hari. Bukankah segala hal akan lebih baik hasilnya jika dipersiapkan lebih matang? Itulah pungkas Zainuddin.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan dan retorikanya masing-masing. Begitu pula dengan Ahok, kebijakannya yang kebanyakan tepat sasaran dan tanpa basa-basi ternyata mampu mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Ahok pun dapat dikatakan sebagai pemimpin yang otokratis, yaitu pemimpin yang memiliki kecenderungan tegas, keras, dan obsesif dalam mencapai tujuannya. Namun, tujuan tersebut berusaha dicapai Ahok dengan perhitungan dan perencanaan yang matang dan sistematis.
Menurut Subowo (2013), untuk mengarungi tantangan masa depan, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berkarakter tetapi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat seperti memberi visi, arah dan tujuan dari kepemimpinannya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus dapat menciptakan iklim kepercayaan dan keterbukaan sehingga tak ada masyarakat yang mencibir alias “nggrundel” di belakangnya. Terakhir adalah mampu mewujudkan harapan dan optimisme atas kerja keras terbaik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Apakah Ahok dapat memenuhi kriteria diatas? Hanya masyarakat yang tahu. Pastinya, semua berharap bahwa Pilgub 2017 berjalan lancar, jujur dan sesuai dengan harapan bersama.
Riana Dewie