Ini adalah artikel ke-50 yang saya posting di Kompasiana. Sebenarnya saya minder menyebut angka ini karena sangat rendah jumlahnya jika dibandingkan dengan para kompasianer lainnya yang lebih sukses menghasilkan karya tulisan yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di Kompasiana. Sejak bergabung dengan kompasiana tgl 5 Oktober 2012 lalu, saya merasakan gairah menulis yang semakin menggebu. Awalnya saya hanya iseng mendaftar kompasiana, terverifikasi lalu mulailah memberanikan diri untuk menulis di media yang menampung berbagai ide/gagasan bagi para kompasianer ini. Pada awalnya saya tidak percaya diri untuk menulis artikel yang berisi tentang suatu hal atau reportase, melainkan hanya berani menulis puisi-puisi ringan dan jadul yang hanya repost dari blog puisi pribadi saya. Hingga akhir tahun 2012, hanya sedikit artikel yang saya posting, dua diantaranya iseng-iseng saya tujukan untuk mengikuti Blog Competition, namun hanya satu yang masuk di 15 besar, bangga juga kok walaupun hanya mendapat merchandise. Hihihi….
Berbagai kesibukan pekerjaan membuat saya semakin jauh dari Kompasiana saat itu. Tahun 2013, saya hanya posting 1 artikel saja dan itu pun hanya membahas sebuah aplikasi android yang bisa mengedit wajah kita menjadi kartun, yaitu moment cam. Akhirnya, saya baru melanjutkan menulis artikel di Kompasiana pada tanggal 9 Juli 2014. Seperti ada ketertarikan untuk mengikuti Blog Competition, akhirnya saya mencoba iseng-iseng mengikuti berbagai kompetisi menulis yang diadakan oleh Kompasiana dengan berbagai perusahaan terpilih. Setiap kompetisi rasa-rasanya memiliki kesulitan tersendiri dan itulah tantangan yang memang ingin saya taklukkan. Saya bukan orang yang basicnya dari pendidikan sastra, namun sejak SD saya memang suka sastra, suka menulis. Jadi, melihat potensi yang ada di Kompasiana ini, saya pun merasa tertantang untuk bisa mengikuti berbagai kompetisi yang ditawarkan.
Semangat saya untuk mengikuti Blog Competition di Kompasiana kadang pudar ketika tema yang dilombakan memang jauh dari pengalaman atau ilmu yang saya ketahui sangatlah minim tentang suatu hal. Jadi, tidak semuanya saya ikuti, saya hanya filter yang sekiranya saya bisa menulis tentang sebuah tema lomba yang dapat saya jangkau. Dari 13 Blog Competition yang saya ikuti sejak bulan Juli hingga Desember 2014, hanya 4 kompetisi yang bisa saya tembus sebagai pemenangnya. Sungguh sangat saya syukuri karena ternyata tulisan saya yang jauh dari sempurna itu benar-benar diapresiasi oleh Kompasiana yang akhirnya bisa menambah rezeki, baik bagi saya pribadi maupun para pemenang yang lainnya. Disinilah saya menemukan semangat baru untuk bisa mengembangkan berbagai ide yang bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan.
Akhir tahun 2014 kemarin, saya mulai enjoy menulis di Kompasiana. Dulu yang hanya pede menulis puisi, kini saya mulai memberanikan diri untuk menulis reportase berbagai event yang ada di Yogyakarta ataupun tempat wisata di daerah yogya dan sekitarnya yang pernah saya kunjungi. Reportase yang singkat, hanya bermodalkan tulisan sederhana dilengkapi hasil jepretan foto pak suami yang jika dipadupadankan menghasilkan suatu karya tulisan, walaupun masih jauh dari sempurna. Suami yang tak pernah lelah menawarkan diri untuk mengajak jalan-jalan sambil mengumpulkan bahan untuk membuat reportase di Kompasiana membuat saya semakin bersemangat untuk bisa mengabadikan setiap moment dalam bentuk tulisan.
Hampir setiap hari saya membuka web Kompasiana untuk melihat ramainya para kompasianer yang menari-nari ikut menyuarakan berbagai ide/gagasan maupun pengalamannya di media digital yang berada di bawah naungan Grup Digital Kompas Gramedia ini. Artikel para kompasianer rata-rata menarik, mudah dipahami dan tentunya menambah ilmu bagi para pembacanya. Tema politik sepertinya menjadi tema terpopuler di Kompasiana, namun ini jadi sangat menyedihkan bagi saya pribadi karena saya sungguh buta dengan tema ini. Terbukti bahwa sekalipun saya tak pernah menulis artikel yang berbau ‘politik’. Hehe.. cukup sebagai penggembira saja yang ikut merasakan keramaian lalu lintas di Kompasiana.
Awal tahun 2015 (atau akhir tahun 2014, agak lupa), saya dikejutkan dengan tanda verifikasi di akun kompasiana saya karena yang sebelumnya berwarna hijau, tanda verifikasi tiba-tiba berwarna biru. Saya sempat bingung kenapa bisa berubah warna karena saya memang jarang mengikuti perkembangan program baru yang ada di Kompasiana. Setelah mencari info sana sini, ternyata ini semacam ‘naik kelas’ yang ditetapkan oleh Kompasiana. Tentunya saya merasa senang dan bangga dengan penghargaan ini karena yang saya tahu, belum semua kompasianer mendapatkan verifikasi biru. Namun untuk alasannya kenapa saya terverifikasi biru, jujur saja saya belum memahami dengan pasti hingga saat ini. Jadi, sekalian saya mau bertanya kepada mbak/mas admin kompasiana yang baik hati, sebenarnya apa sih yang membuat saya menjadi terverifikasi biru? Hihihi… Langsung keinget pepatah soalnya, ‘malu bertanya sesat dijalan’ :D
Beberapa waktu ini saya tidak ada bahan untuk menulis reportase karena memang belum ada waktu untuk jalan-jalan lagi. Hehe.. Iseng-iseng lagi, akhirnya saya mulai menulis artikel ringan, yaitu tulisan yang temanya benar-benar dari hati, original dan sesuai dengan pengalaman pribadi. Saya berharap bisa mengembangkan berbagai tulisan di kompasiana, tentunya yang mudah dipahami dan bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Untuk penilaian terhadap tulisan saya, hingga detik ini saya selalu merasa kurang puas karena ilmu menulis yang saya miliki memang sangat minim dan tentunya masih sangat jauh dari kemampuan para kompasianer lainnya yang sudah pandai menulis berbagai karya yang lebih berkualitas. Saya hanya berharap bisa belajar dari mereka dan suatu saat nanti bisa bertemu langsung dengan para kompasianer hebat karena selama ini saya berjumpa dengan teman-teman kompasianer hanya dari dunia maya, kecuali saat kemarin saya dan 9 kompasianer lainnya diberi kesempatan oleh Kompasiana & JNE untuk memenangkan liburan ke Yogya, kota saya sendiri. Saya mendapatkan banyak ilmu ketika bertemu dengan para kompasianer hebat dan mas admin Kompasiana. Merindukan lagi, saya sangat berharap pula bahwa Kompasiana suatu saat nanti mengadakan kembali acara di Jogja agar saya bisa mengikutinya :D