Oleh: Riami
Detak jantung adalah anugerah. Bagaimana kita memanfaatkan jantung kita dan seluruh yang sudah diberi oleh Tuhan? Tidak harus banyak yang kita lakukan, tetapi semoga bermanfaat, itu saja.Kami orang-orang yang tidak muda lagi, tetapi tetap berprinsip belajar dari rahim ibu hingga rahim tanah. Hari Minggu yang panas meski di zona musim hujan, kami dari kelompok menulis COMPETER Malang melakukan kegiatan untuk belajar mengenal konservasi alam melalui Hutan Waqaf YPM Mojokerto.
Apa saja kegiatan di sana dan keseruan-keseruannya?
Mari kita ikuti sedikit catatan kegiatan yang kami alami selama sehari itu.
Kegiatan yang sudah dicanangkan sebulan sebelumnya, akhirnya kami tentukan tanggal 24 Desember 2023 untuk belajar di luar, yaitu di Hutan Waqaf YPM Mojokerto. Mengapa tujuan kami layangkan ke sana? Sebelumnya kami berliterasi bahwa alam ini semakin berkurang cadangan air, udara sejuk, dan banyak isu tentang pemanasan global yang sudah terbukti.
Surat kami layangkan lewat WA kepada pihak hutan waqaf dan ditanggapi positif. Kami diperbolehkan memasuki hutan waqaf dan belajar bagaimana melestarikan alam lewat pintu hutan waqaf. Unik dan tidak bertentangan dengan agama maupun lingkungan.
Kegiatan ini didukung oleh pendiri COMPETER Indonesia, Muhammad Asqalani eNeSTe, teman Competer Indonesia, juga sahabat yang peduli lingkungan, dan dipandegani COMPETER Malang.
Kami yang sudah menggebu semangatnya, bersebelas dengan berangkat dari Malang setelah subuh, kurang lebih jam lima pagi menuju Hutan Waqaf YPM. Ada pengalaman asyik juga karena mas yang nyetir mobil dan kami semua sedikit lena membaca peta yang dikirim sehingga ada sedikit salah belok saat di Gempol. Akhirnya kami harus putar balik kurang lebih 6 km. Untung pengemudi sabar.
Karena hal itu dan kepadatan kendaraan di jalan raya, yang kami perkirakan bisa sampai lokasi pukul delapan pagi menjadi molor hingga pukul sepuluh.
Kami disambut oleh pihak Hutan Waqaf YPM dengan ramah. Acara langsung dimulai dengan ramah tamah sebentar, sambutan COMPETER Malang, Kak Riami, menyampaikan pesan syukur dan satu bait pantun permohonan izin.
Menanam tomat bentuknya bikonkaf
Menanam ceri juga kuweni
Yang terhormat ketua hutan waqaf
Izinkan kami belajar di sini
Spontan disambut dengan "cakeeep".
Selanjutnya penyerahan tali asih dan pohon yang akan kami tanam. Kami sangat gembira atas sikap terbuka dan keramahan pihak hutan waqaf. Tak banyak basa-basi, kami langsung menyimak dan berdiskusi ringan seputar hutan waqaf. Menurut Bapak Agus Sugiarto selaku ketua hutan Waqaf, "hutan waqaf ini adalah salah satu cara tindakan nyata menyelamatkan bumi dari krisis air dan udara bersih".Beliau menjelaskan, dengan adanya hutan waqaf, kita bisa mengembalikan fungsi hutan secara ekologi kepada masyarakat sekitar yaitu kebutuhan debit air, mengingat di hutan waqaf ini terdapat sumber mata air yang harus dijaga. Di hutan waqaf juga menangani 12 sekolah yang bekerja sama dengan pihak hutan waqaf untuk menanamkan rasa cinta lingkungan kepada siswa dan belajar secara merdeka serta bermartabat di hutan ini. Maka, sangat cocok bila sekolah adiwiyata juga belajar di sini.
Selanjutkan Bapak Agus Sugiarto menjelaskan, ada beberapa pohon yang bisa menjaga keberadaan sumber mata air misalnya lo, gondang, trembesi, dan beringin. Untuk perawatan dan pemanfaatan, dikelola oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif (YPM) Sepanjang bekerja sama dengan ranting NU setempat.
Selain pohon yang menyimpan air juga menanam pohon-pohon buah seperti alpukat, durian, sukun, nangka dan lain lain.
Buah yang dihasilkan dari hutan wakaf YPM diberikan dengan penuh kebaikan kepada anak yatim dan dhuafa di sekitarnya melalui program kolaborasi dengan ranting NU setempat.
Lalu kami diajari bagaimana menanam pohon dan praktik sekaligus di lokasi. Salut dengan kesabaran beliau menjelaskan, hingga membimbing kami menanam, menjelaskan nama-nama, dan manfaat pohon-pohon di hutan itu. Kami juga diizinkan baca pantun, puisi, dengan mengambil lokasi hutan waqaf hingga pukul tiga sore.