Oleh: Riami
Kau adalah hujan pertama
Pada gersang perempuan bermata kering
Cekungnya menyimpan dahaga di sudut kerlingnya
Tak ada aroma petrikor ketika rintikmu jatuh
Semua menjadi basah begitu saja
Dan menyuburkan semua retak di bumi jiwanya
Satu rintikmu jatuh tepat di hatinya
Lalu menumbuhkan kembali sel rasa yang selama ini mati
Jiwanya menjadi gembur
Seperti tanah di bawah kebun jati yang lama meranggas
Lalu perlahan bertunaslah bunga rindu dalam tubuhnya
Kakinya mulai bangkit berjalan menuju arah matahari terbit
Ditatapnya sinarnya penuh yakin
Bahwa esok panasnya akan terhapus hujan lagi
Bukit Nuris, 2021