Suaramu mengiba kecil, matamu kecil, telingamu dan kakimu masih kecil, ibumu di mana
Meooong,
Kau pasti dingin, ayahmu di mana, yuk masuk kerdus sini, ich jangan sentuh aku geli bulumu, tapi kasihan, sebentar kuambilkan susu hangat milik adik, ini selimut bekas tapi semoga cukup hangat, aku cuma punya ikan asin, kubuang durinya ya
Meooong,
Kenapa kau menangis terus ayo makan
Dan tidurlah
Malam kian dingin lampu mati, meong terdiam, sampai pagi
Kubuka selimut meong, diam tak bergerak, hembus napas terhenti
Meooong!
Sekarang aku yang teriak histeris
Bukit Nuris, 2021