Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cakap Menghapus Tangis

18 Februari 2023   16:04 Diperbarui: 18 Februari 2023   16:20 95 3
Denyut jantung Muna seketika berdegup begitu kencangnya. Aliran darah bagai aliran air terjun, menghujam begitu deras. Hati gundah, pikiran disesaki sejuta tanya. Tangan kaki bergetar bagai tersengat aliran listrik. Air mata turun saja, ditahan sekuatnya agar tak lekas percaya kepada penelpon tadi.

Muna segera berkemas. Disahut pakaian sekenanya, dipakai olehnya dalam sekejap mata. Kali gemetar itu dipaksa terus melangkah. Tangan gemetar dituntut merapatkan pintu demi pintu rumah minimalis itu. Rasa hendak menangis, Muna kepayahan menggembok gerbang rumahnya dengan gembok besi berwarna putih itu. Gembok itu tak lekas terkunci akibat gemetar yang menyakiti tangan mungil Muna. Kesekian kali mencoba, akhirnya gerbang kayu cokelat tua itu tertutup jua.

Dikendarainya motor matic berwarna merah keabuan itu menuju rumah sakit yang disebutkan oleh seorang misterius yang baru saja menelponnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun