Muna segera berkemas. Disahut pakaian sekenanya, dipakai olehnya dalam sekejap mata. Kali gemetar itu dipaksa terus melangkah. Tangan gemetar dituntut merapatkan pintu demi pintu rumah minimalis itu. Rasa hendak menangis, Muna kepayahan menggembok gerbang rumahnya dengan gembok besi berwarna putih itu. Gembok itu tak lekas terkunci akibat gemetar yang menyakiti tangan mungil Muna. Kesekian kali mencoba, akhirnya gerbang kayu cokelat tua itu tertutup jua.
Dikendarainya motor matic berwarna merah keabuan itu menuju rumah sakit yang disebutkan oleh seorang misterius yang baru saja menelponnya.