Bismillah, saya pun berangkat.
Pukul 11.15 saya nyampe di Kantor Pos, saat itu ada dua orang petugas. Di meja yang satu tumpukan antrean sudah menggunung. Saya pun melirik meja sebelah yang agak sedikit tumpukannya, saya pun menumpuk form pajak yang sudah diisi dari kantor. Petugas saat itu seorang laki-laki masih muda yang berwajah angkuh tampak menerima telpon.
Lama saya menunggu, pukul 12.00 saat tumpukan semakin banyak, petugas laki - laki tersebut masih sibuk dengan telponnya. Tak tahan, saya pun bertanya kenapa kami kok belum dilayani?
"Komputer saya eror mbak, jadi gak bisa dipake. Mbak pindah ke antrean di meja sebelah saja ya!" Jawabnya enteng
Bilang dari tadi kek!
Dengan disertai gerutuan antrean yang tadi ikut menumpuk di meja petugas cowok tadi, saya langsung memindahkan tumpukan antrean ke meja sebelah. Yang jaga mbak-mbak umur 30an gitu.
Selesai perkara? Tidak! Si mbak-mbak ini kerjanya leletnya minta ampun. sambil sms'an, ngobrol ini - itu lewat HP yang kadang kala berbunyi tanda ada panggilan masuk, juga masih sempet godain petugas pos lain yang datang belakangan. Sampai jam dinding menunjukkan pukul 12.45, total hanya 5 orang yang dilayani mbak-mbak ini. Beberapa karyawan yang ikut mengantri molai risau karena tepat pukul 13.00 jam istirahat mereka berakhir.
Seorang karyawan memberanikan diri untuk bertanya kapan dia dilayani, namun si mbak malah marah-marah sama dia. Kenapa harus datang pas jam sibuk? kenapa tidak pagi atau sore hari saat kantor pos molai sepi? dan banyak lagi omelan mbak itu.
Saya yang mendengarnya merasa jengkel, saya pun meminta form pajak saya yang ada di tumpukan. Dan tindakan saya diikuti sebagian besar karyawan pabrik yang ikut mengantri bersama saya.
Ternyata saya tak lulus uji kesabaran di kantor pos, dan saya juga telat masuk kuliah gara-gara kelamaan antri di kantor pos!
-C*U*R*H*A*T-