Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Pempek Palembang, Rasa Kebersamaan

21 Januari 2014   07:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38 146 0
Membicarakan kota Palembang tidak lebih afdhol jika meninggalkan pempek, salah satu makanan khas dari kota Palembang. Seiring dengan perkembangan zaman, untuk menikmati semangkuk pempek kita tidak harus pergi ke Palembang dulu. Makanan dengan kuah agak asam ini sudah banyak dijual di berbagai kota, apalagi di daerah Jawa. Bisa dikatakan pempek sudah merakyat, yang jualan pempek mulai dari pedagang keliling yang menggunakan pikulan, atau motor, penjual di warung-warung kecil, sampai dengan restoran besar. Harga dan rasanyapun bisa menyesuaikan kantong, ada rasa murah, rasa mahal bahkan rasa bayar (tidak bayar)pun ada, dengan syarat kalau lagi dapat traktiran.

Pertama kali lidah saya mencicipi makanan yang bernama pempek dengan rasa bayar alias tidak bayar karena dapat traktiran dari teman semasa kuliah di Semarang dulu. Sesuatu yang tidak biasa atau bisa dikatakan baru akan terasa aneh, apalagi ini soal makanan yang rasanya tidak pernah bohong. Ketika sepotong pempek rasa ikan yang sudah bercampur dengan kuah yang agak asam mendarat di lidah, saya jadi membayangkan peribahasa Bahasa Indonesia “Asam di gunung, ikan dilaut bertemu dalam semangkuk pempek” begitu kiranya peribahasa tersebut dengan sedikit editan. Sesuap, dua suap dan pada suapan ketiga hmmm, I get feel it. Meski lidah saya yang nota benenya lidah jawa, ternyata lidah saya juga dimanjakan dengan pempek makanan khas Palembang ini. Akhirnya tidak lama kemudian di depan saya tersisa mangkuk kosong yang isinya sudah berpindah ke saluran pencernaan saya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun