Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Guru dalam Mengajarkan Musik Harus Kreatif LHo!

24 Desember 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26 2179 0

Pembelajaran musik di SD tidak berdiri sendiri. Pembelajaran musik di SD masuk dalam mata pelajaran Seni Budaya dan ketrampilan (SBK). Belajar musik bukanlah hal yang membosankan. Melainkan suatu hal yang menyenangkan.selain itu sebenarnya musik mempunyai peranan yang penting dalam diri anak-anak, khususnya anak jenjenang sekolah dasar.

Mengapa anak sekolah dasar perlu mengetahui pembelajaran musik??

Setiap anak berhak mendapatkan latihan kepekaan musik, bukan karena untuk menjadikan mereka seorang pemusik, tetapi karena musik dapat melatih kepekaan mereka terhadap seni pada umumnya serta meningkatkan kepercayaan terhadap lingkungannya. Musik terutama musik yang bernada teratur sangat memengaruhi perkembangan IQ (Intelligent Quotient) dan EQ (Emotional Quotiont) seorang anak. Belajar musik sama aja membelajarkan anak untuk disiplin, karena musik adalah ilmu yang disiplin yang berawal dari irama-iramanya

Anak yang telah mengenal musik sejak dini memiliki kepekaan yang jauh lebih besar ketimbang anak yang mengenal musik di atas 10 tahun. Bukan hanya itu, mengenal musik sejak dini pada anak juga dapat membantu anak menjadi diri pribadi mandiri, memperbaiki control motoris, meningkatkan kemampuan bahasa dan berbicara, sekaligus mengontrol emosional dan perkembangan social anak. Musik juga baik untuk kesehatan otak. Musik bisa dijadikan terapi bagi anak. Bermusik berarti berekspresi. Dengan bermusik seorang anak bisa terbantu dalam mengontrol emosinya. Sehingga bila si anak marah, ia bisa menyalurkan emosinya dengan musik.

Nah, oleh kerena itulah mengapa di sekolah dasar perlu adanya musik. Secara tidak langsung musik membantu dalam pembentukan pribadi anak dan membantu mendidik anak menjadi pribadi yang baik.

Bagaimana pembelajaran musik yang tepat di sekolah dasar??

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, pembelajaran musik di SD masih perlu adanya pembenahan. Banyak yang menganggap bahwa “musik hanya menyanyi-menyanyi biasa, setelah itu dianggap selesai”. Tanpa berdasar pada ilmu musik yang disesuaikan dengan perkembangan otak/kognitif anak. Sekalipun mengajarkan sesuai dengan ilmu musik yang tercantum dalam silabus, mereka memberikan teori-teori musik dengan penyampaian tingkat tinggi bisa dikatakan “masih glondongan, belum dikelola”. Anak seolah-olah hanya dicekoki teori musik yang rumit yang mereka sendiri pun tidak tahu apa dan bagaimana cara menerapkan ilmu itu. Contoh, anak diberikan nilai not, nada alterasi, tangga nada beberapa tonalitas, akordengan pembelajaran glondongan tadi, dan mereka menghapalnya seperti mereka menghapal rumus matematika atau perlajaran yang lain tanpa tahu apa sebenarnya yang mereka hapalkan itu.

Sebenarnya materi-materi itu bisa dikemas dengan rapi yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak. Bagaimana cara mengemasnya? Nah itulah tugas guru dalam perencanaan pembelajaran. Pembelajaran itu dapat tercipta dengan baik jika guru mau kreatif dan selalu mau mencoba melakukan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.

Sebagai contoh, untuk anak kelas rendah, bisa dimulai dengan aural,menulis, baru membaca. Aural berarti musik diperdengarkan kemudian diikuti oleh siswa secara lisan. Misalnya Siswa menyanyi sesuai contoh guru, kemudian melakukan gerakan tangan yang menunjukkan tinggi rendah nada. Setelah kegiatan serupa dianggap memadai baru dilanjutkan dengan kegiatan menulis yakni mengkonstruksikan pengalaman bernyanyi dan bergerak dalam tulisan/simbol notasi. Kegiatan selanjutnya yakni membaca notasi, dilakukan sebagai penguatan untuk menyadari keterkaitan antara pengalaman bermusik dan pengetahuan notasi.Dari model pembelajaran tersebut bisa dilihat bahwa pembelajaran musik dimulai dengan aural, menulis atau membaca dilakukan jika tahap aural ini sudah memadai.

Untuk pembelajaran musik di sekolah dasar, bekal guru yang harus ada adalah kemampuan mengetahui dasar bermusik, guru tersebut juga harus bisa bermain alat musik. tapi saya menyadari, tidak semua guru bisa bermain alat musik yang bisa mengiringi anak dalam menyanyi. Berdasarkan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, sebenarnya semua ini bisa disiasati. Teknologi tersebut bisa membantu meringankan tugas guru.

Contoh, hendak mengajarkan irama. Cara penyampaiannya tidak harus dicekoki teori-teori irama dengan kata-kata yang menuntut siswa harus hafal, melainkan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Contoh perkembangan teknologi yang sekarang sangat marak adalah HP.Saya pernah mempraktikkannya, yaitu: HP yang sudah memenuhi file MP3, disalurkan ke sound menggunakan kabel. Yang diisi dengan midi-midi lagu nasional, lagu anak-anak, dan lain sebagainya. Musik tersebut nanti yang membantu kita dalam pembelajaran musik yang berguna untuk mengiringi. Nanti dalam pembelajarannya guru melakukan gerakan yang sesuai dengan irama. Secara tidak langsung gerakan itu harus mengandung ekspresi sesuai irama dan lagu itu. Penekanan materi harus ada pada saat guru memberikan contoh gerakan yang sesuai irama. Setelah itu, anak diminta untuk membuat sendiri gerakan sesuai irama dengan lagu yang berbeda.

Penyampaian materi irama terjadi secara tersirat tapi menyenangkan. Selain itu anak dilatih untuk mengembangkan kreatifitasnya dan daya imajinasinya. Setelah paham bagaimana penerapan irama dalam musik maka anak yang dibantu oleh bimbingan guru akan bisa menerik kesimpulan tentang pengertian irama.ini hanya sebagai contoh, masih banyak trik-trik yang ada.

Materi musik yang lain sebenarnya juga bisa dikemas dengan lebih baik. Hal itu tergantung kreatifitas guru yang akan mengajarkannya. Pembelajaran musik untuk anak sekolah dasar jangan selalu disodori teori-teori, melainkan harus diaplikasikan dengan menggunakan perkembangan yang ada.

Sekarang saatnya anda berkreasi menciptakan pembelajaran musik yang kreatif dan menyenangkan. Hindari kebosanan anak untuk belajar musik. ciptakan Jangan selalu anak dicekoki teori, TAPI GURUNYA KREATIF DONG!!!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun