Karya: Rhet Imanuel
Dan tidaklah layak
aku mengetuk daun pintu yang terkunci
tersandi oleh sejuta misteri
Ialah mimpi yang berkabut
dingin dan dibangun kesunyian
Dikelilingi tembok-tembok meratap
Lalu,
sesempit itukah dalamnya arti
dari janggut-janggut yang tak pernah tergunting
menutupi dagu, membelah
memikat dan hingga menyekat
Seuntai cipta
tiada rasa, bising kepala
Tiada syahdu menguntai dedoa
tersembunyi
Dan lagi diselimuti kehampaan
Oh, tabir dua kelamin
dibalik celana
Itulah dia yang menghujat atas gaung
beradunya gelombang-gelombang
memecah diri atas ilusi hati
masih sayup diuntai, menyapih ibu kandungnya sendiri
dalam bayang-bayang hitam
berkuasa seakan ia dan terlebih aku
Ah!
dan tetaplah
sesal akhirnya terangkai indah
dalam benakku
tak kuasa kembali dan hilang
merumput pada ilalang-ilalang
lambat-laun, tetaplah malu
ditelanjang keadaan, atas duka
mengapa tiada kunjung
Daun pintu itu terbuka!
Semarang, 14/10/15