Bicara tentang sepakbola nasional maka tidak akan pernah habis untuk dibicarakan termasuk saat ini tentang masalah liga yang terlebih seperti dendam pribadi.
Kenapa penulis mengatakan dendam pribadi kita bisa lihat ketika jaman si tukang mimpi dan selalu ngarep yang namanya Nurdin Halid mengatakan bahwa Indonesian Primer League-IPL yang digagas oleh Arifin Panigoro ini dikatakan tidak sah karena berada diluar kompetisi yang disahkan oleh PSSI.
Tetapi sekarang ketika si tukang mimpi dan ngarep keluar dari Pintu IX dan digantikan oleh Djohar Arifin yang menerapkan IPL sebagai kompetisi yang sah dan ISL adalah kompetisi ilegal, kalau dilihat seperti dejavu ya ?
Kalau penulis disuruh pilih apakah menghalalkan kompetisi IPL atau ISL, maka penulis akan memilih IPL kenapa penulis memilih IPL bukan ISL silakan anda melihat pemikiran penulis dengan alasan tadi.
Kenapa IPL ? kita bisa lihat bagaimana ketua PSSI yang ingin menciptakan kompetisi yang benar-benar kompetisi bukan kompetisi jadi-jadian seperti ISL.
Kita bisa lihat hal pertama yang dilakukan oleh Djohar Arifin ketika memimpin PSSI, dia mengundang AFC dan meminta kerjasamanya untuk menata kompetisi termasuk klub yang ada di Indonesia supaya bisa sejajar dengan klub dan kompetisi yang diatur oleh AFC dan FIFA, bagi yang ngefans ama ISL COBA PIKIRKAN DENGAN NURANI dan OTAK KALIAN, apakah ketika jaman NH setiap memulai kompetisi pernah memanggil AFC untuk konsultasi dan berdialog ? tidak kan !
Lalu, IPL ketika NH memimpin mengatakan bahwa liga tersebut adalah liga haram dan sekarang di era Djohar Arifin mengatakan bahwa ISL adalah haram, wajar ? kenapa, karena mental bangsa ini adalah bangsa pendendam dimana ketika ia diinjak-injak maka terbersit dalam nuraninya kalau ia jadi pemimpin maka ia akan lakukan apa yang ia rasakan dan itu terjadi saat ini di PSSI, benar tidak ?!
Sebenarnya kalau mau ditelusuri yang BODOH dan TOLOL dari semua masalah ini adalah klub-klub yang bernaung di ISL kok bukan PSSI, kenapa ? PSSI sudah memberikan kesempatan untuk para klub membenahi supaya lebih maju dalam hal administrasi, apakah kita tidak mau lihat klub Indonesia secara administrasi seperti halnya klub Eropa atau paling tidak klub di Jepang yang mandiri, bangga ada nama perusahaan asing atau BUMN nempel di bagian tengah depan kaus tim, tapi yang terjadi apa ya seperti saat ini masih KAMPUNGAN memangnya klub-klub yang bernaung di ISL itu bisa mandiri ? buktinya saja sekarang kempas-kempis bahkan tidak jauh beda dengan (maaf) PSK yang jual diri di pinggir jalan dengan pakaian seronok dalam artian klub dapat dana segar karena selama ini mereka terbuai dengan yang namanya APBN dan APBD yang akhirnya rakyat menderita, banyak yang busung lapar karena dananya dipakai untuk klub bola yang tidak pernah berprestasi, berprestasi sisch tapi secara fisik dalam artian selalu tawuran tetapi ketika di-MINTA PERTANGGUNG JAWABAN SOAL KEUANGAN, KLUB HANYA MENULISKANnya DALAM SELEMBAR KERTAS yang berisi pemasukan dan pengeluaran tanpa detail layaknya laporan keuangan di perusahaan-perusahaan.
Padahal yang diberikan PSSI kepada peserta IPL sangat jelas kok, kalau tidak berubah ya.. ketika IPL dinyatakan haram coba liat apakah berapa banyak perusahaan asing yang ada di pinggir lapangan mulai dari penerbangan hingga minuman soda yang selalu digemari masyarakat dunia termasuk Indonesia, MEMANG BISA ISL dan PT Badan Liga Indonesia taruh nama perusahaan asing sebagai sponsor ? paling ujung-ujungnya produk rokok padahal kita semua sudah tahu bahwa negara-negara Eropa dan dunia tidak lagi menggunakan rokok sebagai sponsor hanya Indonesia yang masih CUPU menggunakan rokok sebagai sponsor !!
Kalau klub-klub itu bicara soal statuta, PSSI Djohar Arifin diminta menjalankan statuta dan hasil kongres, kalau penulis jadi Djohar Arifin maka akan bertanya kembali kepada klub statuta dan kongres yang mana, bukan kah PSSI selalu buat statua dan kongres yang tidak jelas serta penuh dengan permainan kotor, kalau memang berdasarkan statuta pernah kah para klub ini yang bernaung di PT Badan Liga Indonesia menjalankan statua FIFA secara benar dan terperinci satu-persatu ?! gayanya sok ngomong statuta, bahasa Inggris aja masih blepetan terbukti kan statuta yang dibuat berapa kali oleh NH ditolak sama FIFA!!
Kalau menurut penulis, daripada ribut-ribut tidak jelas lebih baik FIFA menghukum PSSI secara benar bukan sekedar wacana, karena dengan menghukum PSSI, kita bisa duduk bersama-sama dalam hal menyusun program selanjutnya seperti liga tetapi sebelumnya PSSI harus menegur keras dan membubarkan serta memfatwakan kalau PT Badan Liga Indonesia dan orang-orang didalamnya termasuk media yang menyiarkannya adalah ilegal dan melawan hukum, kalau itu bisa dijalankan penulis yakin kok sepakbola Indonesia akan maju.
Semoga pihak-pihak terutama klub-klub yang selama ini TERBUAI dengan ucapan manis layaknya om senang kepada seorang perawan sadar diri, ini demi kepentingan sepakbola nasional, masih mau terbuai dengan harapan kosong, coba pikirkan kembali jangan menuduh bahwa IPL, PSSI yang sekarang adalah “boneka” dari seseorang, bukankah NH dulu juga “boneka” dari dinasti yang jelas-jelas merugikan rakyat, lihat nasib warga porong di Sidoarjo mereka menderita sampai saat ini karena siapa ?! BUAT KLUB-KLUB ISL, KALAU MAU NGOMONG di-PIKIR DULU DI OTAK dan NURANI JANGAN ASAL NGOMONG !!!
Taman Menteng, 11122011
Ervanca
Pendapat Pribadi