Mungkin beberapa dari Anda saat ini sulit menemukan warung jamu yang masih eksis hingga sekarang. Namun, di sudut Pakualaman, saya menemukan Warung kecil yang menjual jamu, Jamu Ginggang namanya. Ketika saya berkunjung, Warung ini telah memikat hati saya dengan nuansa tradisionalnya. Menelisik lebih lanjut, racikan Jamu Ginggang dipelopori oleh Mbah Joyo selaku tabib di Keraton Pakualaman pada masa Paku Alam VII pada tahun 1925 tetapi baru dapat dinikmati oleh masyarakat mulai tahun 1950. Nama Ginggang sendiri diambil dari nama Mbah Joyo yang diberikan oleh Paku Alam karena keakrabannya dengan beliau, yaitu "Tan Genggang."
KEMBALI KE ARTIKEL