Belakangan ini telah terjadi penurunan harga cengkeh yang signifikan dan menjadi mimpi buruk bagi para petani juga pemetik cengkeh. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada pendapatan mereka, tetapi berpengaruh juga pada kesejahteraan dan masa depan mereka. Harga yang tidak sebanding dengan kerja keras mereka itu menekan para petani dan pemetik cengkeh dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan para petani cengkeh, sebagian besar pemetik cengkeh berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka memanjat cengkeh dengan tangga bambu tanpa menggunakan tali pengaman selama berjam-jam. Selain risiko terjatuh dari tangga bambu yang tingginya bisa mencapai lebih dari tiga meter, bahaya dari paparan zat kimia pestisida, atau masalah kesehatan lainnya harus mereka hadapi setiap hari.
Tidak jarang upah yang mereka terima tidak sebanding dengan beban kerja dan risiko yang mereka hadapi. Sistem bagi hasil dalam pemberian upah para pemetik dengan pemilik kebun atau petani cengkeh, bergantung dari harga pasaran yang dikeluarkan oleh komunitas tengkulak atau pasar global. Namun, karena kondisi harga pasar yang tidak stabil membuat pemilik kebun sulit memberikan upah tinggi bagi para pemetik, hal tersebut membuat kerja keras mereka terlihat tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.