Namun dengan demikian keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dikatakan terancam, melihat sisi manusia yang berevolusi dan diiringi perkembangan teknologi, kuno rasanya jika Indonesia tidak membangun inovasi pembanguna seperti yang dilakukan oleh negara maju lain, sebenanya ini adalah dalih semata agar Indonesia tetap bisa melanjutkan inovasi pembangunan meskipun banyak dikatakan bahwa Indonesia sedang berupaya untuk mewujudkan inovasi pembangunan berkelanjutan yang artinya melakukan proyek pembangunan tanpa menimbulkan dampak yang merugikan untuk generasi yang akan datang. Dan sudah sepatutnya jika Indonesia sedang merancang strategi bahkan melakukan pembangunan berkelanjutan harus tetap memerhatikan kondisi Indonesia, memerhatikan kelestarian yang ada di Indonesia bukan malah merugikan berbagai biodiversitas di dalamnya.
Fakta bahwa saat ini kebanyakan masyarakat melakukan deforestasi atau penggunudulan hutan dengan melihat banyak hutan hutan yang ditebang dan kayu yang digunakan sudah tentu  untuk digunakan untuk membangun bangunan yang seperti kita lihat saat ini. Pemborosan pemakaian kertas dan tisu juga menjadi bukti bahwa kita menghambur-hamburkan kayu dari potensi hutan yang ada  di Indonesia. Dan contoh kecil lainnya tak harus mengenai hutan yakni daerah persawahan kini sudah berganti menjadi pemukiman warga dan dijadikan sebagai komplek perumahan yang cukup mewah. Ibu kota bahkan sudah kehilangan lahan untuk penghijauan. Adapun pemerintah melakukan pengawahutanan dan mengganti sebagai lahan pertanian atau perkebunan jelas mengurangi keanekaragaman hayati sebab lahan tersebut hanya menanam beberapa tumbuhan yang memiliki urgensi tinggi utnuk kehidupan manusia, tumbuhan serta pepohonan yang lain sudah tentu akan sulit untuk ditemukan dan dibudidayakan kembali. Akibat dan dampak yang sudah terasa adalah semakin meningkatnya efek rumah kaca di sekitar kehidupan kita. Untuk itu mari kita tetap menjaga kelestarian hayati yang masih bisa kita jaga keberadaannya