Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Fenomena Hijabers

9 Agustus 2012   10:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:02 883 1
Fenomena berhijab kini kian marak di kalangan remaja putri sampai wanita dewasa.  Remaja putri berlomba-lomba mengkreasikan hijab agar terlihat keren, unik, dan menarik. Komunitas wanita-wanita yang berhijab juga semakin menjamur. Hijab Fashion kini menjadi salah satu trend yang paling di gemari. Pusat perbelanjaan sampai bisnis on-line meraup untung besar berkat adanya fenomena ini. Apalagi menjelang Idul Fitri, omset mereka bisa naik berlipat-lipat. Ini menunjukkan suatu progress,  muslimah Indonesia semakin terbuka hati tentang penting (wajib) nya menggunakan hijab. Bayangkan dahulu, mungkin sekitar tahun 90-an, wanita yang berhijab dianggap aliran sesat.

Namun perlu disadari hakikat berhijab yang  sesuai dengan apa  yang telah disampaikan dalam Al-quran and Hadits. Dalam Q.S Al-Ahzab: 59, yang artinya: “Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah ia adalah maha pengampun dan penyayang.” Pesan dari ayat tersebut adalah jelas bahwa berhijab adalah wajib bagi muslimah.

Lalu bagaimanakah pakaian muslimah yang seharusnya? Di bawah ini ialah beberapa syarat pakaian muslimah :

1.  Menutup seluruh anggota tubuh kecuali yang dikecualikan

2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan

Dalam surat An Nuur ayat 31,“…Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…” Maka bila wanita yang berhijab karena ingin memamerkan perhiasaannyan maka rusaklah niat dan ibadahnya.

3. Longgar, dan tidak ketat

Ada satu sabda Rosululloh SAW dalam H.R. Muslim 3971:  “Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang), kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian.”

4. Harus terbuat dari kain yang tebal, bukan kain tipis

Dalam hadits dari Usamah bin Zaid ketika ia diberikan baju Qubthiyah yang tebal oleh Rasulullah, ia memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika Rasulullah mengetahuinya, beliau bersabda, “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh.

5. Tidak diberi wewangian dan parfum

Sabda Rosul SAW dalam HR Tarmidzi: “Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.”(HR. Tirmidzi). Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat isya’.”

6. Bukan pakaian popularitas

Sabda Rosul SAW dalam HR. Ibnu Najah dan Abu Dawud : “Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api naar"

Sebenarnya tidak sulit menerapkan hijab atau pakaian muslimah, tinggal menguatkan niat dan meneguhkan tekad untuk mempertahankan niat tersebut. Karena pada dasarnya muslimah sudah terlahir dengan keindahan dan kecantikannya, maka sudah semestinya tidak perlu diperlihatkan, justru di tutupi supaya lebih aman.

Saya hanya ingin berbagi kebaikan, apabila ada kesalahan dan pihak-pihak yang merasa dirugikan mohon dimaafkan. Wallahu A'lam Bishawab

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun