Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tips Mengubah Emosi dengan Ekspresi

31 Oktober 2012   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10 2346 0
(100motivasi.wordpress.com)

Emotion is energy in motion; emosi adalah
energi dalam gerakan. -Anthony Robbins

Seringkali, pikiran negatif menjadi penghalang
seseorang untuk memberikan kinerjanya yang
terbaik. Semangat bekerja menjadi menurun
jika otak kita dipenuhi pemikiran-pemikiran
yang negatif baik secara sadar maupun tidak
sadar. Mengapa bisa begitu?

Hal ini disebabkan oleh karena pikiran-pikiran
yang negatif akan menciptakan emosi yang
mendemotivasi. Perasaan malas, takut, cemas,
kesal, bad mood atau bete, dan seterusnya
akan menekan motivasi seseorang dan
merusak kemampuannya dalam
berkomunikasi.

Beberapa penelitian di dalam bidang psikologi
dan neurosains menunjukkan bahwa serabut
saraf yang menghubungkan sistem limbik ke
korteks jauh lebih banyak daripada sambungan
ke arah sebaliknya. Ini menunjukkan betapa
emosi sangat berpengaruh dalam pemikiran
dan membuat keputusan dalam bertindak.
Maka dari itu, kita mesti bisa mengendalikan
emosi kita agar selalu mendukung kesuksesan.

Emosi kita harus mampu memacu semangat
dengan optimisme yang tinggi dan
membangun antusiasme dalam bekerja. Emosi
yang positif harus dapat dikultivasi sesuai
kebutuhan.

Emosi yang positif akan memampukan kita
untuk berkomunikasi secara lebih baik,
bertindak dengan penuh keyakinan diri, dan
termotivasi untuk memberikan kinerja yang
terbaik.

Dan tubuh kita bereaksi terhadap perasaan-
perasaan yang kita alami. Ketika kita sedang
merasa senang, kita tersenyum lebar, berjalan
dengan tegap, bahkan melebarkan postur
tubuh dengan tangan kita. Sebaliknya, saat
kita merasa bete atau terpuruk maka dunia
serasa suram dan membuat kita membungkuk
atau ingin meringkuk.

Berita baiknya, ternyata jalan saraf yang
menghubungkan emosi dengan postur tubuh
kita itu berjalan dua arah. Kita bisa merubah
perasaan kita dengan mengubah postur
tubuh, gerakan atau aksi, hingga dengan
mimik muka. Bayangkan, bahkan ekspresi
muka kita memiliki kuasa terhadap emosi kita!
Efek ini diketahui ketika beberapa pasien
injeksi botoks untuk tujuan kosmetik
mengalami kesulitan dalam mengekspresikan
emosinya. Botoks menahan pergerakan otot
muka yang menunjukkan perasaan marah,
sedih, atau bergembira.

Riset menunjukkan
bahwa orang-orang yang telah disuntik botoks
untuk mengencangkan wajah menjadi
kehilangan kemampuannya untuk merasakan
emosi-emosi tertentu karena kesulitan
menunjukkan ekspresi di mimik mukanya.

Peneliti bernama David Havas di tahun 2010
menemukan bahwa para partisipan dalam
suatu studi dapat mempengaruhi emosi
dengan mimik muka. Orang-orang yang
diinstruksikan untuk tersenyum akan merasa
sulit untuk marah-marah.
Dan sebaliknya, para
peserta yang disuruh merengut akan susah
untuk merasa ramah dan berbahagia.
Salah seorang peneliti lainnya bernama Amy
Cuddy, mengamati bagaimana postur tubuh
dapat mempengaruhi proses kimiawi di dalam
tubuh dan reaksinya pada otak manusia.
Waktu seseorang duduk atau berdiri dengan
tubuh yang terbuka, tangan mengembang,
kaki melebar, maka produksi testosteron
meningkat dan hormon stres menjadi
berkurang.

Dalam penelitian lainnya, ketika para partisipan
dipaksa tersenyum dengan menjepit pensil
menggunakan gigi, mereka merasakan
kerangka berpikir yang lebih positif. Jadi, kita
harus memperhatikan bagaimana mimik muka,
postur tubuh, dan gerakan fisik agar bisa
mempengaruhi emosi secara lebih bermanfaat
bagi motivasi diri.
Kita bisa coba merileksasikan otot-otot di wajah
kita agar merasa lebih tenang. Kita lambatkan
nafas dengan menarik nafas dan
menghembuskannya dalam-dalam untuk
menurunkan tekanan darah serta mengurangi
detakan jantung. Dan berjalan kaki selama 20
menit di pagi atau sore hari ternyata dapat
meningkatkan mood kita secara positif.

Dalam berkomunikasi, orang yang berbicara
tanpa menggunakan tangan atau
menyembunyikan tangannya akan dianggap
tidak perhatian dan kurang terpercaya.
Gerakan tangan bisa memberikan nuansa rasa
pada lawan bicara. Senyuman dapat
dimengerti oleh semua orang walau beda
bahasa. Beberapa gestur atau gerakan tangan,
postur tubuh, dan mimik muka
merepresentasikan emosi yang universal.

Jadi, kita bisa meningkatkan motivasi dengan
mengkultivasi emosi yang lebih positif dengan
cara memperhatikan postur tubuh serta mimik
muka kita. Tarik nafas dalam-dalam, badan
tegap tapi tidak tegang, bahu tampak kokoh
mengembang, tatapan mantap jangan
merunduk, dan senyum yang lebar sampai
mata berkerut.
Selanjutnya, kita bisa menggali lebih dalam
kalau kita masih merasakan emosi-emosi yang
negatif di dalam keseharian. Terkadang,
banyak emosi yang terpendam dan secara
tanpa sadar mempengaruhi kejiwaan
seseorang. Orang bisa menjadi terlalu sensitif,
mudah marah atau cemas, peka dan penuh
keraguan serta rasa takut tanpa pemicu yang
jelas.

Dengan bantuan psikolog atau psikiater, dan
hipnoterapis bisa mengungkap pola-pola yang
tertanam di pikiran bawah sadar kita. Saat pagi
atau malam hari, ketika bermeditasi, atau
sedang sangat mengantuk kita harus menjaga
input informasi yang bisa mempengaruhi
emosi dan berpotensi menimbulkan trauma
batin. Kita mesti menjaga sikap dan perilaku,
berpikir sebelum bertindak serta berbicara.
Cara lainnya untuk mempengaruhi alam bawah
sadar yang menyimpan beragam memori
beserta emosi yang mengiringi bisa dengan
afirmasi. Saya telah banyak menuliskan teknik-
teknik afirmasi dan visualisasi di blog
100motivasi ini. Dan saya akan memaparkan
berbagai tips motivasi lainnya di tulisan-tulisan
mendatang. Stay tuned!

Baca Juga:
Anger Management: Tips Mengendalikan Emosi
Afirmasi untuk Motivasi Bekerja
Afirmasi: Kekuatan Berpikir Positif
Evolusi, Emosi, dan Motivasi
Sumber: http://100motivasi.wordpress.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun