Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Inilah Rimba Indonesia!

11 Maret 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53 267 0

Ketika Hobbes menuliskan Leviatan pada 1651, dia membangun suatu asumsi yang mengabaikan Ada yang Terakhir (Finis ultimus) atau Kebaikan Terbesar (Summum Bonum) seperti yang tertulis dalam buku-buku tua para filsuf sebelumnya, yang dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan “Tuhan”. Manusia kemudian hidup tanpa ada realitas lain diluar dia yang berkuasa untuk mengaturnya. Alhasil manusia hidup seperti dalam rimba dimana yang kuat-lah yang akan menang. Dalam kondisi demikian, nalar manusia kemudian berpikir bahwa harus ada suatu realitas dimana mereka dapat menyerahkan kepercayaan untuk menjaga keteraturan hidup dalam rimba itu. Disitulah Hobbes kemudian menyebut Leviathan sebagai perwujudan pemerintah yang dapat mengatur manusia itu. Leviathan adalah monster raksasa dari laut yang berasal dari kisah Perjanjian Lama Alkitab, yang mengancam keberadaan makhluk lain, serta sangat ditakuti dan dituruti perintahnya. Mengapa menggunakan metafora Leviathan? Hobbes hendak menggambarkan natur manusia yang mau berkuasa, bengis, kejam, saling berkompetisi untuk mengalahkan, sangat ditakuti dan dituruti perintahnya, semuanya ada dalam diri Leviathan itu, dan itu ‘harusnya’ ada dalam diri pemerintah. Dengan pemerintah yang memiliki kemampuan seperti Leviathan itu, maka setiap manusia yang ada dalam lingkup kekuasaannya, menjadi dapat diatur & dikendalikan, sehingga tercipta keteraturan hidup. Dari hal inilah kemudian muncul konsep pemerintah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun