Fenomena "cabut" atau bolos sekolah merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, terutama di kalangan siswa laki-laki. Cabut sekolah berarti meninggalkan sekolah tanpa izin resmi dari guru atau pihak sekolah. Perilaku ini sering dianggap sepele, tetapi memiliki dampak yang cukup besar terhadap perkembangan akademik dan karakter siswa.
Cabut sekolah menjadi perhatian khusus karena dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik dan menghambat pembentukan karakter yang positif. Banyak faktor yang mendorong siswa laki-laki untuk melakukan cabut, baik dari dalam diri mereka sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan ini dapat berlanjut dan membawa dampak yang lebih serius di masa depan.
Salah satu penyebab utama fenomena cabut adalah kurangnya minat siswa terhadap pelajaran. Banyak siswa laki-laki merasa bahwa materi yang diajarkan di sekolah kurang menarik atau tidak sesuai dengan minat mereka. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk keluar dan melakukan aktivitas lain yang dianggap lebih menyenangkan.
Pengaruh teman sebaya juga berperan besar dalam meningkatkan angka siswa yang sering bolos sekolah. Banyak siswa yang tergoda untuk ikut cabut karena ajakan teman atau ingin terlihat keren di hadapan kelompoknya. Rasa solidaritas yang tinggi sering kali membuat mereka lebih memilih mengikuti teman-temannya daripada bertahan di sekolah.
Jean Piaget seorang Psikolog Perkembangan juga mengatakan dan berpendapat,cabut dapat terjadi sebagai bentuk pencarian identitas mereka .Selain itu jika tidak diarahkan dengan baik ,dapat berdampak negatif pad sikap prilaku,sopan santun dan masa depan mereka. Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah menjadi faktor lain yang mendukung fenomena cabut.