Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Solusi Agar Anak-anak Kecil di Masjid Tidak Ribut

28 Juli 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30 1365 0
adalah bukan problem solving banget kalau kaka-kaka remaja dan pengurus masjid menyikapi ributnya anak2 kecil di masjid dengan mengumpulkan mereka anak kecil di shaf paling belakang, trus kalau mereka ribut maka diteriaki, dimarahi cubit sana sini, pasang tampang algojosambil mata melotot, yg parahnya sampai mau disuruh pulang..

lha pegimane mau endak ribut kalau anak2 kecil yg memang streamnya senang bermain dikumpulkan di shaf paling belakang sama teman2nya yg lain, pastilah bergerombol tambah gaduh..,

apalagi..

Anggapan semacam ini tidak sesuai dengan kebiasaan para sahabat nabi. Karena andaikan penataan shaf anak kecil harus selalu di belakang shaf orang dewasa, tentunya akan dinukil banyak riwayat dari sahabat dan menjadi satu hal yang dikenal banyak orang, sebagaimana posisi shaf wanita yang selalu di belakang. (Hasyiyah Ibn Qosim untuk ar-Raudhul Murbi’, 2/341)

makanya semoga tips ini bermanfaat, solusi ini sebenarnya sy dapat dari ust ane.., solusinya singkat dan sederhana..beliau kasi solusi kayak begini:

beri tugas kepada salah seorang remaja atau pengurus masjid yg kira2 menurut anda beliau disegani oleh anak2 kecil, kan pasti ada tuh yah di setiap masjid seorang eksekutor yg paling ditakuti oleh anak2 yg citranya memang sdh dikenal kegalakannya oleh kalangan anak2 seantero komplek..

tugasnya apa?
tugasnya untuk mengatur anak kecil untuk menempati shaf di antara orang tua,
iya solusinya: pastikan mereka anak2 kecil berada selang seling di tengah shaf orang tua, insya Allah dengan begitu pling tidak anak2 akan segan main2 di antara shaf orang tua..,berul tidak..?

nah trus kalau ada yg protes..apa boleh anak2 berada di antara shaf orang tua??

jawabannya boleh banget
bahkan nabi sangat mengenjurkannya, ada haditsnya nabi pernah mengimami Anas ibn Malik shalat bersama anak yatim:

أن جدته مليكة – رضي الله عنها – دعت رسول الله صلى الله عليه وسلم لطعام صنعته، فأكل منه، فقال: قوموا فلأصل بكم ، فقمت إلى حصير لنا قد اسودّ من طول ما لبث فنضحته بماء، فقام رسول الله صلى الله عليه وسلم واليتيم معي، والعجوز من ورائنا، فصلى بنا ركعتين

Neneknya, Mulaikah radliallahu ‘anha, pernah mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk makan di rumahnya. Setelah selesai makan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bersiaplah, mari saya imami kalian untuk shalat berjamaah.” Anas mengatakan: Kemudian aku siapkan tikar milik kami yang sudah hitam karena sudah usang, dan aku perciki dengan air. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dan ada anak yatim bersamaku (dalam satu shaf), dan wanita tua di belakang kami. Beliau mengimami shalat dua rakaat. (HR. Bukhari & Muslim)

Trus katanya ada hadits kayak begini itu bagaimana??

ليلني منكم أولو الأحلام والنهى، ثم الذين يلونـهم، ثم الذين يلونـهم

“Hendaknya orang yang berada di belakangku adalah orang dewasa yang berakal, kemudian orang tingkatan berikutnya, kemudian berikutnya.” (HR. Muslim)

maka kita jawab begini..
Hadits ini tidaklah melarang untuk menempati shaf pertama dan memposisikan mereka di shaf belakang. Hadis hanya menganjurkan agar para ‘ulul ahlam wan nuha‘ yaitu orang yang lebih pandai (dalam agama) untuk menempati shaf awal, berada di belakang imam. Sehingga bisa mengingatkan imam ketika lupa atau menggantikan posisi jika dia batal. Andaikan maksud hadis adalah melarang anak kecil untuk berada di depan, seharusnya lafadzkan: “Tidak boleh berada di belakangku kecuali ….” (as-Syarhul Mumthi’, 3/10)

yg paling aneh dan bikin resah adalah
ketika ada pengurus masjid yg menyuruh anak-anak pulang, astagfirullah..sampai ada yg berteriak-teriak menyinggung orang tua anak2 untuk tidak membawa anak2nya datang ke masjid besok utk shalat tarawih lagi, ini lebih miris lagi..

menyuruh mereka pulang sama skali bukan tindakan dewasa nan bijak apalagi untuk menjadi solusi,
sadarkah kita kalau menyuruh mereka pulang akan membuat mereka anak2 bergerombol keluar masjid dan kembali bisa main petasan di luar??, mending kalau anak nya cuek, lha kalau anaknya sensitif perasaannya dalem trus diusir pulang apa tidak bikin mereka dendam lantas trauma dan tidak senang lagi ke masjid?? ini sama saja membuat orang semakin menjauhi masjid ‘wal iyya dzubillah’

apalagi tindakan menyinggung2 orang tua anak, ini malah semakin memperparah keadaan berpotensi merusak silaturrahmi antar jama’ah komplek..

layaknyalah seorang anak itu dilatih sering ke masjid shalat jama’ah, untuk menumbuhkan kecintaannya kepada masjid dan shalat jama’ah
banyak hadits yg menjelaskan salah satunya:

رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يؤم الناس، وأمامة بنت أبي العاص على عاتقه

“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami jamaah, sementara Umamah binti Abil ‘Ash (cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) berada di gendongan beliau” (HR. Bukhari & Muslim)

referensi:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun