Suntuk itu menunggu waktu yang tepat hingga persimpangan terakhir.
Ada hal yang mesti dikerjakan namun tidak bisa dikerjakan.
Ada hal yang ditinggalkan karena keadaan yang meninggalkan.
Sengaja dibunuh oleh situasi, sehingga tidak berdaya.
Pikiran antara  imajinasi dan permasalahan mereka bergulat.
Suntuk itu obat penunggu waktu untuk sang penembak.