Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Perspektif Al-Quran dan Hadits tentang Iman, Islam, dan Ihsan

5 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   18:01 5065 1
Perspektif Al-Quran dan Hadits tentang Iman, Islam dan Ihsan

Iman, Islam, dan Ihsan diibaratkan sebagai suatu bangunan yang jika tidak ada salah satunya maka pondasi itu tidak akan kokoh dan akan runtuh. Iman diibaratkan sebagai pondasi diri, Islam sebagai tembok atau tiang-tiangnya, dan Ihsan sebagai atapnya.

Iman, Islam dan Ihsan juga bisa diibaratkan sebagai pohon. Iman itu sebagai akarnya, Islam sebagai batangnya, dan Ihsan sebagai buahnya. Maka oleh karena itu ketiganya adalah kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran ini para ulama mengelompokkannya lewat tiga cabang ilmu pengetahuan. Pertama, Iman dipelajari melalui ilmu tauhid (teologi) yang menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan (aqidah). Kedua, Islam berupa praktek amal lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah. Dan Ketiga, Ihsan sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari ilmu (Tasawuf) melalui thariqah

1. Makna Iman
Iman secara etimologis berasal dari bahasa Arab amana yu'minu-imanan yang artinya 'percaya'. Menurut istilah, iman adalah pembenaran dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Maksud dari "membenarkan dengan hati" adalah sebagai muslim, sudah seharusnya jika kita menerima segala apa yang diperintah dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, dan juga menerima segala yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sedangkan yang dimaksud dengan "mengikrarkan dengan lisan" adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah ('tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah').

Terakhir, yang dimaksud dengan "mengamalkan dengan anggota badan" adalah bahwa setelah lisan menyatakan pembenaran tersebut, maka giliran hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan. Meyakini dalam hati tentunya harus benar-benar serius bahwa tidak dibenarkan jika kita menyembah selain Allah dan mengerjakan amalan ibadah selain yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Adapun wujud dari pengamalan keimanan kita adalah dengan selalu berusaha menunjukkan keseimbangan antara ikrar yang kita ucapkan secara lisan, keyakinan kita dalam hati, dan dengan perbuatan kita. Sebagai contoh, orang yang sudah berikrar, "La ilaha illallah," dan menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka haram baginya untuk pergi ke perdukunan atau melakukan kesyirikan. Karena kesyirikan akan menggugurkan keimanan mereka.

A. Ayat Quran tentang Keimanan

وَمَا جَعَلۡنَاۤ اَصۡحٰبَ النَّارِ اِلَّا مَلٰٓٮِٕكَةً‌ ۖوَّمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ اِلَّا فِتۡنَةً لِّلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ۙ لِيَسۡتَيۡقِنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ وَيَزۡدَادَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِيۡمَانًا‌ وَّلَا يَرۡتَابَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ۙ وَلِيَقُوۡلَ الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌ وَّالۡكٰفِرُوۡنَ مَاذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ‌ؕ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللّٰهُ مَنۡ يَّشَآءُ وَيَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ ‌ؕ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَ ‌ؕ وَمَا هِىَ اِلَّا
ذِكۡرٰى لِلۡبَشَرِ
QS. Al-Muddatsir ayat 31

Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.

B. Hadits tentang keimanan

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan Tirmidzi, no. 2614)

2. Makna Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab “S-L-M” ( Sin, Lam, Mim). Artinya antara lain: Damai, Suci, Patuh dan Taat (tidak pernah membantah). Adapun kata Islam menurut istilah (terminologi) adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia. Sebagai agama sempurna, Islam datang untuk menyempurnakan ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi Allah sebelum Nabi Muhammad. Kesempurnaan ajaran ini menjadi misi profetik (nubuwwah) kehadiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam pengertian agama, kata Islam berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah, serta taat kepada hukum-Nya. Hubungan antara pengertian menurut kata dasar dan pengertian menurut agama erat dan nyata sekali, yaitu: “Hanya dengan kepatuhan kepada kehendak Allah dan tunduk  kepada hukum-hukum-Nya seorang dapat mencapai kedamaian yang sesungguhnya dan memperoleh kesucian yang abadi”.
Islam, menurut Zuhairini, adalah menempuh jalan keselamatan dengan yakin menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan melaksanakan dengan penuh kepatuhan dan ketaatan akan segala ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan oleh-Nya untuk mencapai kesejahteraan dan kesentosaan hidup dengan penuh keimanan dan kedamaian.

A. Ayat Quran tentang kesempurnaan ajaran Islam

اِنَّ الدِّيۡنَ عِنۡدَ اللّٰهِ الۡاِسۡلَامُ ۗ وَمَا اخۡتَلَفَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡعِلۡمُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

B. Hadits tentang Islam

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ “

Dari Abu  ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16]

3. Makna Ihsan
Ihsan secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan-yuhsinu-ihsanan artinya ("kesempurnaan" atau "terbaik").
Secara terminologi Ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati beribadah kepada Allah SWT.
Ihsan dalam artian islam yaitu seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

A. Ayat Quran tentang berperilaku baik

اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِكُمۡ‌ۖوَاِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَهَا ‌ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَةِ لِيَسُـوْۤءُو ا وُجُوۡهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ كَمَا
دَخَلُوۡهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِيۡرًا‏

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

B. Hadits berperilaku baik

مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2134. Syaikh Al-Abani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih Al Jaami’ no. 5726.)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun