Bejalan begitu mudah ketika beban berhenti di pikul, diri ini lebih mantap dalam memaafkan ketika hati mulai merelakan. Bukan hanya ingin maju tapi dapat memberi diri melebihi caci dan makian. Kadang pergi dan tak kembali menjadi jalan keluar terbaik dalam mengatasi kelelahan batin dan dunia, ingin bersembunyi lebih lama, ingin lari lebih jauh, berhenti bermimpi dan membiarkan diri. Tapi raga dan lara selalu menjadi pelengkap perjuangan, mejadi alasan untuk berhenti merengek menyia - nyiakan air mata pada sesuatu yang sama sekali tidak memberikan makna. Aku perjuang dengan alam bawah sadar ku, kita berperang dengan senjata yang sama tapi kalah dan menang menjadi hal yang absurd karena tak punya tata krama kapan dia akan hinggap.
KEMBALI KE ARTIKEL