Perjalanan turun dari warung di batas hutan hingga desa Senaru saya tempuh relatif sangat cepat, kurang dari tiga-puluh menit meski jaraknya hampir 2 km. Subur, Sar dan Rean berangkat sekitar sepuluh menit lebih dulu, sedang Andi dan Khairul menyusul di belakang kami. Jalur ini ternyata sudah bukan lagi jalur pendakian, tapi jalan kampung. Saya sudah memasuki daerah perkampungan dengan kontur tanah yang relatif datar. Saya mulai melihat rumah-rumah penduduk di kanan-kiri jalan. Hewan-hewan peliharaan seperti ayam, bebek juga terlihat berkeliaran di pinggir jalan dan halaman rumah.