Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Dari Dolly ke Kamar Hotel

15 April 2014   17:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 1732 10
Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya.....

Selanjutnya di hari kedua saya di Surabaya, Sabtu,12 April. Hari menjelang senja saya janjian ketemu dengan taksi putih bernomor lambung 193 dimana sopirnya telah menjadi temanku,

Akhirnya setelah meluncur dari hotel kami mampir makan malam di warung ayam dipinggir jalan dekat pasar kembang dimana apa  yang mau dimakan bisa dipilih pilih sendiri. Sambil makan sang sopir bertutur bahwa kalo udah makin larut warung makan seperti ini pun sering dijadikan tempat mangkal para gadis.

Selesai makan seperti yang sudah dijanjikannya saya diantar ke 3 tempat yang merupakan lokasi kelas atas yang ada di Surabaya, sebut saja salah satunya "S', ditempat inipun ternyata hampir sama dengan tempat sejenis dikota lain seperti Jakarta. Pas masuk harus langsung membayar dahulu semacam sewa ruangannya sekitar 200 ribuan.

Setelah itu dikasih minum dan makanan kecil, baru setelah itu dilakukan pemijatan dan spa, setelah itu ada mandi saunanya baru setelah itu terserah anda...ini adalah kira kira  rangkaian kejadian yang akan terjadi jika anda berniat melakoninya dan diakhir dari semuanya harus merogoh kocek sekitar 750 - sejutaan rupiah. Sayangnya saya hanya sampai di makan dan minumnya saja tetapi itupun sudah mengeluarkan biaya,anggaplah ongkos ngobrol dengan penanggung jawab di tempat itu.

Setelah itu saya diajak untuk melihat situasi disuatu tempat berkumpulnya para ABG di sebuah hotel tua yang disampinya sudah berdiri hotel baru yang akan beroperasi awal Mei mendatang. Sambil ngopi di temani sang sopir dan didampingi satpam hotel sayapun mulai mengamati kejadian kejadian yang terjadi, ada mobil berplat nomor L yang masuk ke hotel tersebut dan satpam berujar, itu pasti selingkuhan dan diuraikanlah panjang lebar tentang analisa dan analogi penilaiannya, saya  hanya mengangguk angguk saja.

Tak lama kemudian ada beberapa ABG yang datang dan langsung menuju lobby tapi ada juga sebagian yang hanya berdiri di seputaran jalanan depan hotel.

Saya iseng memulai percakapan dengan salah seorang dari mereka sambil menawarkan rokok, dan seperti biasa terucap dari bibir mungil gadis berusia 19 tahun itu bahwa kalo ST tak kurang dari 400 ribu dan itu hampir semuanya begitu ujarnya.

Setelah membayar kopi dan cemilan serta menyelipkan 20 ribu ketangan si "Putri" kamipun beranjak meninggalkan lokasi tersebut dan menuju kembali ke tempat saya nginap. Sambil janjian agar besok menjemput saya untuk diantar ke Bandara.

Waktu menunjukan sekitar pukul 23.00 wib ketika saya berjalan memasuki hotel dan sempat bertegur sapa dengan pak penjaga, saya pun iseng bertanya, Mas, ada pijet ga di hotel ini? saya bertanya karena memang hotel tempat saya menginap itu terbilang unik karena di kamarnya ga disiapin handuk dan peralatan mandinyapun tak ada bahkan kalo merokok dikamar kena denda 100 ribu.

"Oh,ada pak, mau saya panggilkan? tapi nunggu setengah jam karena rumahnya di Waru kata si Penjaga.

Boleh lah, saya tunggu ya di kamar 201.

Hampir mendekati jam 12 si pemijatpun mengetuk pintu kamar saya.

Singkat cerita 150 ribu diberikan padanya sebagai ongkos pijat dan kalo mau lanjut tambah 200 ribu katanya dengan senyum menggoda tapi dengan sopan saya menolaknya karena alasan finansial tapi tentu saja tak ku sampaikan padanya.

Paginya sambil ngopi menunggu jemputan ke bandara di kamar hotel, saya merenung dengan judul perenungan : Dari Dolly Ke Kamar Hotel.

Dikamar hotel 201 Surabaya Minggu Pagi 13 April 2014.

- Kalo Dolly di tutup berapa rupiah yang harus dicairkan sebagai dana konpensasi.

-Apa ada jaminan bahwa mereka akan kembali kekampung masing masing dan bukan malah tersebar tak beraturan disetiap sudut kota.

-Berapa banyak "masyarakat" yang akan kehilangan pencariannya termasuk warga yang meraup untung dengan aktifitas Dolly.

-Ga dimana mana apapun bentuk dan namanya aktifitas syahwat tetap tak bisa dihilangkan baik yang terang terangan seperti Dolly atau yang kelas elit seperti di "S", atau juga yang kelas di pinggir jalan hingga layanan langsung ke kamar hotel...semua itu tak bisa dihindarkan.

Hanya satu yang kita bisa jaga diri kita sendiri dan jangan menghakimi orang lain.

Salam Persahabatan, sampai jumpa pada penelusuran selanjutnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun