Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Baca Yuk! Part 1

30 Januari 2021   06:15 Diperbarui: 30 Januari 2021   06:34 147 0
Sinar mentari mulai merambat masuk melalui celah jendela kamar gadis itu. Sayup-sayup terdengar kicauan burung yang mulai beterbangan menyambut hari esok. Embun pagi terlihat begitu jelas pada dedaunan serta jendela.

"Yes weekend." Batin bocah lugu berusia 12 tahun tersebut yang masih saja mengulet di kasurnya. Matanya terasa lengket untuk sekedar melirik jam beker yang tertera di samping meja tempat tidurnya.

Seseorang berjalan dengan sebuah baskom berisi air di tangannya, Ia mengibaskan rambutnya yang kemudian membuka kamar gadis itu selebar mungkin.

Kenalin, dia adalah....jreng jrengg

"Bangooonnnnn." Cipratan air berhasil mengenai muka gadis itu hingga membuatnya langsung berdiri sigap yang akhirnya langsung berlari menuju kamar mandi.

Kenalin...Mama Zeu. Dengan gayanya yang sangat sangar dan ngehitz.

"Mamaaaaa handukkkk." Teriak gadis itu...eh kenalan dulu.

Azalea atau Lea. Bocah imut nan menggemaskan yang sering membuat seisi rumah rame. Hobi banget sama yang namanya ngemil. Dia juga mempunyai sebuah kebiasaan, mau tau? Oke lanjut.

Nge cat.

"Hayuk dimakan dulu." Mama Zeu meletakkan soup panas itu ke meja makan sembari menyiapkan piring dan sendok.

"Aduhh, anak mama ganteng banget, mau kemana, sih?" Sambung mama Zeu sambil nyengir melihat anak pertamanya yang baru saja turun dari lantai 2 sudah rapi dengan kemeja dan tas ranselnya.

"Ngerjain tugas, ma."

Mas Askara Bimantara, kenalin, pemuda tampan berusia 17 tahun yang hobi banget main lompat tali. Gayanya yang cool itu mampu memikat hati banyak cewe di kampungnya. Di sekolah juga iya sih

"Eh eh ehhh, stop!" Teriak mama Zeu hingga membuat Lea dan Mas Askar tersentak kaget.

"Tau kan harus apa?" Ucap mama Zeu mengedipkan matanya.

"Kita awali acara makan pagi ini dengan bacaan doa, berdoa dimulai....." Sambung mas Akar.

Usai makan mereka kembali melanjutkan aktivitas masing-masing. Mas Askar yang super sibuk itu langsung berpamitan untuk segera mengerjakan task ke cafe dekat rumahnya. Ga jauh-jauh banget sih, paling sekitar 10 meter dari rumahnya.

Langkah kaki mulai mendekat menuju lantai dua, dibukanya pintu yang masih tertutup rapat itu, jendela dibuka lebar-lebar hingga cahaya matahari itu langsung masuk ke jendela kamar.

"Bangun cil." Ucap Lea sembari mengelus kepala adiknya yang masih saja molor sedari tadi.

"Ayokk katanya kamu mau beli bumbu masak."

Bocah 10 tahun itu langsung beranjak dari kasur, melangkahkan kaki menuju kamar mandi, mencuci muka dan menyikat gigi.

"Let's go." Ucap bocah itu dengan gayanya yang sok cool.

"Gak mandi?" Lea menambahkan.

"Enggak."

"Beli dimana jonoo?" Tanya Lea sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Katanya mall."

"Owh iya..."

..........

Lea dengan adiknya bolak balik menaiki eskalator mencari keberadaan tempat bumbu masakan dijual. Matanya menyapu setiap tempat yang dilaluinya yang sudah setengah jam ini tidak ditemukan. Lelah sudah, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat duduk di area fashion. Hahaha

"Dek, ntar yaa, kakak mau lihat kesana dulu." Lea beranjak dari kursi kemudian melangkahkan kaki menuju tempat yang ditujunya. Sedangkan adiknya hanya menatap Lea tak paham.

Kenalan dulu deh sama Dek Arjuna Mahardika, bocah 10 tahun yang akrab di panggil juna. Sangat menyukai dengan dunia masak-memasak, rajin sekali jika membantu mama Zeu memasak telur ceplok dan mie rebus.

Tak tahan menunggu Lea terlalu lama, Juna akhirnya memutuskan untuk mencari keberadaan Lea, setengah jam belum juga ditemukan. Dengan rasa pasrah, Juna langsung berjalan menuju tempat pemberitahuan.

"Permisi mbak." Lirik Juna kepada mbak-mbak yang suka menyalakan mikrofon.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ucap mbak-mbak itu.

"Enggak." Tanpa basa-basi lagi, Juna langsung meraih mikrofon yang terletak di samping petugas itu.

"Ehhhh." Teriak mbak-mbak yang tadi tersentak kaget.

"Nganu..." Tak dapat menyebutkan alasan, Juna tetap berlagak santai.

"Ini lohh saya tuh penasaran gitu sama mikrofonnya kok bisa bunyi gimana." Lanjut Juna dengan ekspresi datar dan sedikit agak kesal.

Semakin dibuat kesal Juna tak kunjung menemukan Lea. Akhirnya dengan nekat, Juna diam-diam mengambil mikrofon itu dan sesegera mungkin mengeluarkan suara.

"Halooo dengan nama Lea di tunggu adiknya di itu mana sih tempatnya, yang tadi tempat baju terus lurus aja terus lurus lagi habis itu gatau deh, dicari adiknya di sumber suara, capek sudah menunggu bermenit-menit." Seru Juna dengan lantang menggunakan mikropon.

Seketika suasana mall langsung heboh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun