Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Dicari: Guru yang Membuat Anak Didik Jatuh Cinta

8 Agustus 2014   15:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 138 1
Lomba Resensi Buku Pendidikan dari Tanoto Foundation membawa saya membaca dua buah buku yang dilombakan pembuatan resensi bukunya. Keduanya buku yang sangat menarik dan inspiratif.

Buku "Menjadi Sekolah Terbaik: Praktik-praktik Strategis dalam Pendidikan" yang ditulis oleh Prof. Dr. Anita Lie, Ed.D., Takim Andriono, Ph.D., dan Dra. Sarah Prasasti M.Hum., bagaikan sebuah buku panduan dalam membawa sekolah ke arah kesuksesan dengan memadukan panduan dan kisah nyata yang terjadi di lapangan. Buku "Oase Pendidikan Indonesia: Kisah Inspiratif Para Pendidik" yang disusun oleh Tim Penulis Mitra Forum Pelita Pendidikan, juga tampil sangat inspiratif dengan berbagai kisah praktek lapangan yang sangat menarik untuk disimak.

Kedua buku ini membawa percikan harapan bahwa pendidikan bagi semua anak bangsa bisa tercapai. Pendidikan yang bukan sekedar pemberian informasi untuk menambah pengetahuan atau sekedar menambah sertifikat keahlian, melainkan sungguh-sungguh memberikan dasar keahlian bagi peserta didiknya untuk mengarungi kehidupan di masa mendatang.

Saya pernah menuliskan perasaan kurang bersemangat untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional dalam tulisan  "Mari Nyalakan Api Harapan di Hari Pendidikan Nasional", dan rasanya api harapan itu berkobar lebih besar setelah membaca kisah-kisah inspiratif pengalaman rekan-rekan pendidik yang dibagikan di dalam dua buku tersebut.

Dalam buku "Menjadi Sekolah Terbaik: Praktik-praktik Strategis dalam Pendidikan" cukup lengkap dibahas masalah yang dihadapi di lapangan, baik di tingkat guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana di lapangan, hingga masalah-masalah yang menjadi bagian dari pengambil kebijaksanaan di tingkat nasional. Sementara buku "Oase Pendidikan di Indonesia: Kisah Inspiratif Para Pendidik" memang bagai mata air yang bila dibaca dan dijadikan sumber inspirasi para pendidik akan memberikan kesegaran dan semangat dalam berkarya.

Buah simalakama Kurikulum Nasional

Keberadaan kurikulum terkadang terasa bagai buah simalakama. Menarik untuk disimak tuturan Bambang Wisudo pengajar di Sanggar Akar dalam tulisannya "Lagu Gaza untuk Murid-muridku" (buku Oase Pendidikan di Indonesia halaman 103 -104):

"Keberadaanku sebagai guru di sekolah alternatif memang membuatku memiliki hak eksklusif yang tidak dimiliki oleh guru-guru bersertifikat yang memang mengajar untuk digaji.  Hak eksklusif itu adalah kewenangan menentukan sendiri target, materi dan metode pembelajaran, ataupun cara evaluasi. Aku tidak tertarik untuk menengok Kurikulum Nasional pelajaran bahasa Inggris, baik untuk tingkat SMP maupun SMA yang sejak dulu terbukti gagal. Tidak ada jaminan sama sekali mengikuti Kurikulum Nasional, bahkan lulus Ujian Nasional, membuat anak-anak mengerti bahasa Inggris..."
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun