genggaman era globalisasi. Manusia modern atau bahkan posmodern Indonesia semakin
hanyut, terseret dalam lubang hitam mesin hasrat. Mesin yang sarat dengan pencitraan diri
dan terjebak dalam kapitalisme global. Meningkatnya modernisasi, meningkatkan pula
ketidak independenan dan rasa ego pada tiap-tiap individu Indonesia. Kini tak lagi jelas
antara membela yang benar dengan membela karena dibayar. Sekat pembatas antara yang
berbedapun semakin besar. Akibatnya potensi-potensi luar biasa menjadi terlupakan tergilas
ego pribadi.
Padahal Pembukaan UUD 1945 alinea kedua telah mengamanahkan "Dan
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur".
Ketika ditelaah, kita mendapatkan pemahaman bahwa setelah negeri ini merdeka, maka
selanjutnya kunci untuk mewujudkan kedaulatan, keadilan, serta kemakmuran seluruh bangsa
adalah persatuan. Ir. Soekarno mengatakan Indonesia tegak ketika ada gotong royong,
sedangkan Moh. Hatta mengatakan Indonesia tegak ketika kolektivitas menjadi nafas gerakan
kita.
Menyadari pentingnya melangkah bersama, maka tak heran jika alumni Universitas
Al-Azhar dan alumni Institut Tekhnologi Bandung (ITB) membentuk aliansi pada Rabu
(21/2/2018) di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat. Aliansi yang diberi nama 'Aliansi
Strategis" ini dibentuk untuk membangun bangsa, menghimpun segala potensi yang ada
untuk kemajuan bangsa Indonesia. Mereka mencoba untuk menyatukan langkah, menjaga
agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga, sebagaimana disampaikan oleh TGB Zainul Majdi,
ketua alumni Al-Azhar di Indonesia, " Judul besarnya semua potensi kebaikan harus
bersinergi antara Al-Azhar dan alumni ITB yang juga berpengalaman dan punya alumni
hebat, begitu pula dengan alumni dari perguruan tingg lainnya. Ini bagian dari melepas sekat-
sekat karena sekatnya terlalu banyak. Dikit-dikit bicara kami, mereka, harusnya kita,"ujarnya.
Kerjasama alumni dari dua perguruan tinggi besar ini bukanlah yang pertama kali
diselenggarakan. Mereka juga pernah bekerjasama memajukan pariwisata yang berbasis
lingkungan. Bisa dibayangkan ketika orang-orang terbaik negeri ini bersinergi, menciptakan
terobosan baru untuk menyelesaikan pekerjaan rumah di bumi pertiwi. Sudah saatnya seluruh
masyarakat Indonesia, utamanya yang memiliki potensi besar, bekerja secara jamaah dalam
memajukan berbagai bidang, utamanya yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Nah,
aliansi strategis diharapkan dapat mewujudkannya sebagaimana tercermin dari tujuan yang
disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGB Zainul Majdi, "Kami ingin kehebatan dan
kekayaan alam Indonesia ini bisa dinikmati anak bangsa juga, selain para wisatawan luar
negeri." @