Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Lembaga Filantropi Menjual Kisah Sedih Semata? (Jurnal PKL Minggu V)

24 November 2021   14:16 Diperbarui: 24 November 2021   14:21 62 0
Sebulan sudah saya melaksanakan PKL di salah satu Laznas di Kota Bandung, hampir setiap hari saya bersinggungan dengan realita dari para mustahik yang begitu berangam. Mereka adalah anak - anak yatim piatu, lansia, dan orang dengan disabilitas yang berjuang untuk hidup.

Ada yang kehilangan ayah karena kecelakaan lalau ibunya pergi meninggalkan mereka hingga mereka harus menjadi buruh pemecah kelapa di usia 9 tahun, harus memecah ratusan kelapa untuk upah 100.000 per bulan. Ada yang berjualan tissue dengan diapit oleh kedua siku karena kedua tangan sudah tidak berfungsi akibat tertimpa kebakaran.

Apa yang kita lakukan bila selintas melihat mereka, masih adakah pemikiran liar yang menilai sebatas melihat saja, seperti "Kemana sih anak nya?" atau "Kemana sih orang tuanya?"
                                                                                                                                                     
Mungkin tanpa pendidikan, pengalaman atau dengan keterbatasan fisik yang mereka derita, membuat mereka bekerja dengan semampu mereka, yang pasti keadaan mereka ialah kondisi yang tidak sama dengan kita hingga nasibnya pun tidak akan sama.

Mengemas bagaimana keseharian mereka untuk di sampaikan kepada khalayak dengan tujuan agara mereka bisa terbantu adalah tugas yang saya kerjakan lembaga amil zakat ini.

Walau demikian masih ada beragam penilaian seperti kok bantuanya hanya bahan makanan pokok, atau hanya nasi kotak, tau ga apa yang keluar dari mulut para mustahik tersebut seperti "syukur Alhamdulillah ada bantuan ini kakek bisa istirahat beberapa hari, tidak perlu memikirkan untuk makanan sebulan" atau "alhamdulillah ada makanan".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun