Judul cerpen tersebut yaitu "Kecap", yang merupakan salah satu dari kumpulan cerpen Maiasaura karya Lily Yulianti Farid. Terbit pada tahun 2008, dan diterbitkan oleh penerbit Panyingkul!, Makassar. Menurut saya penulis mengangkat isu-isu yang sangat kental di masyarakat terutama masyarakat Indonesia yaitu tentang perempuan. Cerita pendek yang membicarakan masalah tentang perempuan atau yang dinamakan kesetaraan gender. Dimana posisi perempuan yang serba salah dalam segala hal. Mulai dari masalah pendidikan,pekerjaan, pernikahan dan lain sebagainya. Â
Cerpen tersebut sangat lah sesuai dengan keadaan sekarang, dimana banyak perempuan yang merasa terbebani dengan perkataan yang sering dilontarkan oleh masyarakat. Perempuan selalu menjadi pilihan utama untuk dijadikan bahan pembicaraan. Kapan kerja, kapan menikah, kapan punya anak. Pertanyaan tersebut seakan-akan hal mudah yang langsung bisa di dapat. Banyak orang tanpa sadar apa kah perkataan yang diucapkan baik untuk di dengar atau tidak. Begitu pun tokoh dalam cerpen itu yakni Nayu, yang merasa terbebani oleh kata demi kata yang selalu di berikan oleh orang-orang terhadap dirinya.
Banyaknya tuntutan bagi perempuan untuk serba bisa melakukan sesuatu mulai dari pekerjaan, rumah tangga, dan lain sebagainya. Hal ini masih sering kita jumpai di dalam masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Yang sering menganggap remeh perempuan. Jika perempuan tidak memiliki kemampuan yang mereka inginkan, sudah pasti akan menjadi bahan cibiran yang tidak bisa di hindari. Perempuan seakan-akan dijadikan robot oleh masyarakat, harus bisa ini dan itu.
Setelah membaca cerita pendek tersebut membuat saya merasa kagum dengan tokoh Nayu bukan karena sifatnya yang selalu memikirkan perkataan orang-orang, tetapi usahanya untuk membuktikan kepada orang- orang disekitarnya bahwa dia bisa melakuka berbagai hal. Mulai dari dia yang bisa mendapatkan pekerjaan, membagi waktu, menikah walaupun dia tidak bisa memiliki keturunan. Nayu yang mempunyai pendirian yang sangat kuat, menjadikan dirinya menarik di dalam cerita. Bukan cuma tokoh Nayu, saya juga kagum atas sikap ayahnya yang selalu tenang dalam melakukan sesuatu. Dia selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk Nayu, memberikan kado pada saat ulang tahunwalaupun kado tersebut tidak seberapa. Sering memberikan semangat kepada sang anak dan juga dukungan di setiap masalah yang di hadapi Nayu. Cerpen ini sangat menarik untuk dibaca terkhusus bagi perempuan. Karena banyak mengangkat isu tentang masalah perempuan, apa-apa saja yang sering dialami dan bagaimana cara mengatasinya.