Kota Tarakan, Kalimantan Timur - namun sebentar lagi menjadi Kalimantan Utara - merupakan salah satu kota transit di ujung utara pulau Kalimantan. Kota yang berlokasi di pulau kecil yang terpisah dari daratan Kalimantan pada medio tahun 1980 - 1990-an menjadi salah satu kota tersibuk di Kalimantan. Di sini, semua hasil bumi dipasarkan. Entah itu berasal dari Indonesia maupun dari Malaysia. Apalagi saat booming ekspor kayu bulat, seluruh pesisir Kota Tarakan menjadi tempat bongkar muat kayu bulat. Selain kayu, hasil bumi yang dipasarkan yang berasal dari Indonesia antara lain : kakao, kopi, beras, durian dsb. Sedangkan dari Malaysia yang menjadi primadona adalah
bawang putih. Jika ada saudara yang berkunjung ke Tarakan, oleh-oleh yang dibawa - terutama - adalah
bawang putih, walaupun ada juga makanan/minuman berlabel Malaysia lainnya yang dibawa, tetapi
bawang putih tetap jadi primadona oleh-oleh kala itu. Mengapa demikian, karena perbedaan harga yang cukup signifikan murah dibanding harga yang beredar di daerah lain di Kalimantan Timur. Ibu saya dulu sering nitip oleh-oleh
bawang putih Tarakan - walaupun dari Malaysia, orang lebih familiar menyebutnya sebagai
bawang putih Tarakan - bukan untuk dijual lagi tapi untuk keperluan dapur semata. Biasanya paling banyak 10 Kg, karena saat itu alat transportasi hanya menggunakan pesawat-pesawat kecil, beda dengan sekarang yang sudah bisa didarati pesawat Boeing/Airbus. Sekarang, yang saya dengar, harga
bawang putih di sana masih stabil - tidak terpengaruh kenaikan harga - so, apa perlu nitip oleh-oleh
bawang putih lagi
KEMBALI KE ARTIKEL