Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sajak untuk Solandra

16 Januari 2014   00:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 43 2
Solandra;

sunyi adalah dunia sesak yang hendak meledak, menyampaikan rindurindu yang beranakpinak, sebuah cerita tentang sketsa wajah yang pecah, hakekatnya adalah cermin.

ditangan sepi mengurai tilas diri yang dilebati muram walau pagi menjelang dan tangis tak lagi sanggup menguras air mata

kita malu layaknya tujuh daunputri menguncup tersentuh keangkuhan, aku ragu katakan aku manusia takut kehilangan semua,

saat kuuntai bakal bunga pinus direrumput, ku tau bahwa aku serapuh itu.

dan mulailah sajaksajak tertuliskan

mengeja malammalam yang sebentar pudar. menterjemahkan gagap siang yang hendak pulang. ada gelak resah dan sedu renyah. semua istirah dimatamu yang lelah.

dan mulailah sajaksajak dituliskan

Jika adam sedari mula diciptakan sendirian. lalu darimana datangnya kesepian hingga dari tulang rusuk dimintanya hawa. justru darinya lubang pertama tercipta. ia bernama cinta ia bernama kuasa ia bernama kehilangan. kini setelah sebelumnya diajarinya ia memberi nama pada bendabenda, sekarang diajarinya ia memberi nama pada peristiwa.

Entahlah. tiap kehilangan adalah lubang yang dalamnya sejauh jarak antara kereta dan stasiunnya yang menjauh. aku sering berharap semoga kesedihan adalah tamu dari luar kota yang singgah sementara. namun sebagai tamu yang tak kita kenal betul perangainya, barangkali ada yang tercuri dan sulit didapat lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun