Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)

24 September 2024   21:21 Diperbarui: 24 September 2024   21:23 57 1
Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Gangguan Stres Pascatrauma atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Peristiwa traumatis ini bisa berupa kejadian yang mengancam nyawa, kecelakaan serius, bencana alam, kekerasan seksual, konflik bersenjata, atau pengalaman lainnya yang menimbulkan ketakutan ekstrem, ketidakberdayaan, atau teror.

Gejala PTSD

Gejala PTSD dapat muncul segera setelah peristiwa traumatis atau bisa berkembang setelah beberapa waktu. Gejala-gejala tersebut dibagi menjadi empat kelompok utama:

1. Pengalaman Mengulang Kembali (Intrusi)

Mengalami kilas balik, di mana penderita seakan-akan kembali ke peristiwa traumatis.

Mimpi buruk yang mengganggu tidur.

Pikiran atau ingatan yang tidak bisa dikendalikan tentang peristiwa traumatis.



2. Penghindaran (Avoidance)

Menghindari tempat, aktivitas, atau orang yang mengingatkan pada trauma.

Menekan ingatan tentang trauma dan menghindari membicarakannya.



3. Perubahan dalam Reaksi Emosional (Hyperarousal)

Merasa sangat waspada, mudah kaget, atau selalu merasa dalam ancaman.

Sulit tidur atau sulit berkonsentrasi.

Emosi yang meledak-ledak dan mudah marah.



4. Perubahan dalam Pikiran dan Suasana Hati (Negative Changes in Thinking and Mood)

Merasa terasing dari orang lain atau merasa mati rasa secara emosional.

Kesulitan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis.

Pikiran negatif tentang diri sendiri, orang lain, atau dunia.




Penyebab PTSD

PTSD dapat terjadi akibat berbagai pengalaman traumatis. Namun, tidak semua orang yang mengalami peristiwa traumatis akan mengembangkan PTSD. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan PTSD meliputi:

Keparahan trauma: Semakin ekstrem atau mengancam nyawa, semakin besar risiko PTSD.

Durasi dan frekuensi trauma: Trauma yang berulang seperti pelecehan yang berkepanjangan, meningkatkan risiko.

Riwayat kesehatan mental: Orang yang memiliki riwayat kecemasan atau depresi lebih rentan terkena PTSD.

Dukungan sosial yang rendah: Kurangnya dukungan dari keluarga atau teman juga berperan dalam perkembangan PTSD.


Penanganan PTSD

Penanganan PTSD umumnya melibatkan kombinasi antara psikoterapi dan pengobatan. Beberapa metode yang umum digunakan adalah:

1. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy - CBT): Pendekatan ini membantu individu untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif terkait trauma. Salah satu teknik CBT yang efektif untuk PTSD adalah exposure therapy, di mana penderita secara bertahap dihadapkan pada ingatan traumatis untuk mengurangi rasa takut.


2. Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing): Teknik ini melibatkan stimulasi mata saat penderita memikirkan peristiwa traumatis, yang bertujuan membantu pemrosesan ulang ingatan tersebut agar menjadi kurang mengganggu.


3. Pengobatan: Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), sering diresepkan untuk membantu mengendalikan gejala PTSD. Obat lain, seperti obat anti-kecemasan, dapat digunakan sesuai kondisi pasien.


4. Dukungan Sosial dan Keluarga: Dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting bagi individu yang mengalami PTSD. Keluarga dan teman dapat memberikan rasa aman dan membantu proses pemulihan.



Dampak PTSD

Jika tidak diobati, PTSD dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya. Gangguan ini bisa memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan fisik. PTSD juga sering dikaitkan dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan zat, dan perilaku bunuh diri.

Pencegahan

Meskipun tidak selalu dapat dicegah, dukungan psikologis segera setelah peristiwa traumatis dapat membantu mengurangi risiko PTSD. Intervensi awal melalui konseling atau terapi dapat mempercepat proses penyembuhan emosional dan mencegah berkembangnya PTSD.

Kesimpulan

PTSD adalah gangguan mental serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis. Penting untuk mengenali gejala PTSD dan mencari bantuan profesional sedini mungkin. Dengan pengobatan yang tepat, banyak individu dengan PTSD dapat pulih dan kembali menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.

Sumber:

1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Washington, DC.


2. Mayo Clinic. (2023). Post-traumatic stress disorder (PTSD).


3. National Institute of Mental Health. (2022). Post-Traumatic Stress Disorder.




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun