Messi dan si imut Villa, rayakan gol kemenangan dr Spartak Moscow
(kiri). Si ganteng CR7 dan si gimbal Marcello, selebrasi saat gol ketiga Madrid melawan Man City di
matchday I UCL
(kanan). Kondisi tersebut bertolak belakang dengan apa yang dialami seteru abadi mereka, Barcelona. Di bawah asuhan Tito Vilanova, Barca tetap tampil agresif dan sejauh ini memetik empat kemenangan dari empat laga yang sudah dihadapi. Alhasil saat ini sudah ada jarak delapan angka antara kedua klub tersebut. Dikutip dari AS, sepanjang sejarah La Liga Primera belum pernah Madrid menjadi juara setelah mereka tertinggal delapan angka dengan jumlah pertandingan yang sama. Sejarah mencatat kalau comeback terbaik yang pernah terjadi adalah di musim 98/99 saat Barcelona berhasil menghapus ketinggalan sembilan poin di pekan 14 dan justru keluar jadi juara di akhir musim. Upaya menjaga keunggulan delapan poin hingga musim dingin akan dapat ujian berat di awal Oktober mendatang. Tepatnya pada 7 Oktober, Barcelona akan menjamu Madrid dalam laga bertajuk El Clasico. Akan tetapi, jelang
El Clasico, Barcelona memiliki kesempatan untuk makin menjauh dari El Real. Minggu (23/9) dinihari nanti (live TransTV pukul 03.00 dinihari), Lionel Messi dkk akan menjamu Granada di Camp Nou. Tiga poin diprediksi bisa direbut pasukan Tito Vilanova ini, guna merebut lima kemenangan beruntun di La Liga. Granada yang kini terdampar di posisi 18, baru meraih dua kemenangan dan dua kekalahan, diyakini bisa dilewati klub Catalan ini. Dari pertemuan antara kedua tim musim lalu Barca tercatat sukses menang 5-3 di Camp Nou, meski sebelumnya menang dengan skor lebih kecil, 1-0, saat melawat ke markas Granada. Maka Barca akan kembali amat difavoritkan untuk laga di jornada 5 akhir pekan ini. ”Target kami adalah terus menjaganya, mungkin jika bisa melebarkannya sampai jeda musim dingin. Kami yakin dengan gaya kami sendiri, dan segalanya berjalan lancar. Terlalu dini untuk mengatakan liga sudah selesai. Madrid adalah tim besar,” kata Cesc Fabregas.
Peluang Real Madrid Sementara itu, dengan modal dengan kemenangan apik 3-2 lawan Manchester City di Liga Champions pada tengah pekan kemarin, semangat Real Madrid untuk bangkit dan kembali berburu angka di liga niscaya akan meluap-luap. Kans untuk itu pun terbuka karena lawan yang dihadapi Rayo Vallecano, yang di atas kertas sejatinya bukanlah lawan seimbang. Fakta bahwa sejak berimbang 0-0 pada 25 Maret 2000 Madrid setelah itu selalu berhasil menang atas Vallecano, di delapan pertemuan, akan membuat 'Si Putih' sangat diunggulkan. Namun, Madrid tetap harus waspada karena Vallecano sudah melakukan start lebih baik darinya musim ini, termasuk dengan meraih hasil imbang 0-0 lawan Sevilla di jornada 3.
(**)
KEMBALI KE ARTIKEL