Pengen makan ini, itu, bahkan kadang tidak nafsu, kadang juga masuk diperut belum diolah sudah keluar lagi melalui mulut, suamiku sampai bingung ikut merasakan permintaanku yang agak aneh dan tidak biasanya.
Rasa mual, muntah, disertai pusing kadang sampai aku tidak sadarkan diri karena pingsan, membuat tubuhku terasa lemas. Setelah periksa ke Dokter aku dikatakan hamil, aku langsung mengucap syukur atas anugrah ini, betapa bahagianya menjadi calon ibu yang sejak sebelum menikah aku sudah memimpikannya.
Dulu saat melihat ibu yang sedang hamil, aku merasa iri, betapa bahagianya membawa serta calon bayi di dalam perut, pastinya menjadi wanita yang sempurna setelah lahirnya si buah hati.
Benar bagiku ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagiku, dimana saat aku mengetahui ada roh baru yang menghuni rahimku, yaitu calon anakku. Walaupun rasa tidak enak, sakit, dan sebagainya tidak membuatku merasa menyesal, justru itu aku menjadi sadar, ternyata derita seorang ibu itu seperti ini demi sang buah hati.
Tiba-tiba semua itu mengingatkan aku pada Ibuku tercinta, pastinya selama aku di dalam rahimnya berbuat hal yang sama, membuat kenyamanan ibu menjadi tidak nyaman, maafkan anakmu ibu jika selama aku tumbuh dan hingga sampai kini aku menyakiti hati ibu.
Saat inilah aku benar-benar merasakan bagaimana derita ibu dulu saat mengandungku, dimana saat ini aku juga merasakannya, merasakan bagaimana rasanya hamil muda yang membuat tenagaku terkuras saat merasakan ketidak nyamanan ini.
Untuk para suami jangan dikira orang ngidam itu hanya omong kosong, yang menggunakan kesempatan atas alasan calon bayinya untuk meminta sesuatu.
Suamiku baru percaya setelah melihat penderitaanku saat mulai mgandung anak kami.
07042012