Di sebuah ruang kelas yang lebih mirip kotak kardus usang, dindingnya retak di sana-sini, catnya mengelupas, dan langit-langitnya bocor ketika hujan, berdirilah seorang perempuan bernama Asih. Dengan rambut yang mulai memutih dan kerutan yang menghiasi wajahnya, Bu Asih memancarkan semangat yang tak pernah padam. Di tangannya yang keriput, ia menggenggam sebatang spidol murah, senjata andalannya dalam pertempuran melawan kebodohan.
KEMBALI KE ARTIKEL