Yang saya ambil dari cerita teman saya Fahri rifqy ardhani, bercerita tentang babak baru kehidupan keluarga Bapak beserta ketiga anaknya, yakni Rini, Toni, dan Bondi setelah beberapa tahun selamat dari kejadian yang menimpa keluarganya. Mereka kemudian tinggal di sebuah rumah susun yang terbilang cukup kumuh di kawasan Jakarta Utara. Pindah ke area yang baru dianggap sebagai solusi terbaik untuk melupakan semua kejadian yang telah terjadi. Sebagai anak tertua, Rini harus mengurus Bapak dan adik-adiknya. Di rusun itu, Tony jatuh cinta dengan seorang perempuan yang bernama Tari. Sementara Bondi tumbuh sebagai remaja yang penuh ceria di rumah susun barunya itu.Dalam menjalani kehidupan, mereka berusaha untuk hidup normal dengan melupakan semua trauma dan ketakutan di masa lalu. Namun, sayang harapan mereka pun sirna dengan kembali bermunculan teror yang harus mereka terima. Setelah diselidiki lebih lanjut rupanya sang Ibu masih memiliki perjanjian dengan setan yang membuat kehidupan keluarganya terganggu. Hal tersebut membuat sosok Ibu kembali datang beserta sekelompok misterius yang menghantui keluarga Bapak.
Mereka mulai membangun kehidupan. Rini masih berusaha untuk menggapai mimpinya meski kini kehidupannya makin tak mudah karena harus mengurus Bapak dan adik-adiknya. Sedangkan Tony dan Bondi tumbuh sebagai remaja yang menghabiskan masa puber mereka di rumah susun yang jauh dari peradaban. Keduanya menjalani kehidupan seperti remaja pada umumnya, memiliki sahabat dan gadis yang ditaksir. Sementara itu, Bapak pergi bekerja nyaris tiap hari. Namun, Bapak tidak pernah menjelaskan pekerjaannya kepada anak-anaknya. Ketika mereka berusaha menjalani hidup dengan normal, tiba-tiba fenomena penembak misterius alias Petrus terus merajalela di jalanan ibukota. Berita soal Petrus menjadi heboh di media. Di sisi lain, Rini berniat meninggalkan di rumah susun. Rencana ini ditentang oleh Bapak. Menurut Bapak, tinggal di rumah susun lebih aman. Jika terjadi sesuatu mereka tidak sendirian. Ternyata kehidupan normal yang berusaha mereka jalani tidak berjalan mulus. Badai melanda rusun tersebut. Elevator rumah susun jatuh dan menyebabkan sejumlah korban jiwa. Tidak hanya itu, badai membuat pelaksanaan pemakaman jenazah menjadi terhalang. Akhirnya jenazah tersebut harus disemayamkan terlebih dahulu di rumah susun itu. Di tengah momen sepi dan terjebak badai tersebut, listrik rumah susun mati karena gardu terendam banjir. Saat itulah, malam panjang penuh teror horor terjadi, termasuk kedatangan kembali Ibu dan kelompok misterius yang menghantui Rini dan keluarganya.
KEMBALI KE ARTIKEL