Hari itu kamis, 26 Desember 1985.. Bandung masih berupa kota sederhana, dengan penduduk 3.467.818 jiwa saja..
Dan sungguh, Bandung kukenal sebagai kota kecil yang ramah..
Masa ketika setiap hembusan nafasnya sejuk menusuk ke tulang sum-sum..
Masa dimana air sungainya jernih dan berbau harum..
Masa manusia senantiasa bercengkrama dalam bahasa sunda halus, mengundang senyum..
Um...
Umm...
Ummm...
Lalu, BUM!
Ayo bendung Bandung!
20.000!
Adalah jumlah kendaraan yang memasuki Bandung setiap akhir pekan (versi litbang PU,2006).
- Selain dicurigai sebagai penyebab panasnya hawa dibandung akhir-akhir ini, dampak kemacetan yang ditimbulkan cukup membuat panas di hati..-
Ayo bendung Bandung!
3.23%!
Adalah jumlah pertambahan penduduk setiap tahunnya (versi BPS,2002)
- Harus dilakukan tindakan nyata penyediaan tempat hunian, dan lapangan pekerjaan. Jangan biarkan menumpuk di jalan-jalan, dan menambah angka pengangguran -
Ayo bendung Bandung!
Rp.100.000.000.000,-
Dan mungkin lebih adalah kerugian yang dialami pemerintan dan berbagai sektor indiustri yang diakibatkan banjir setiap tahunnya (berbagai sumber)
- 2 hari yang lalu saya mengalami sendiri, Jl. Setiabudi yang tinggi dan curam itu jadi sungai dengan tinggi air sebatas leher.. Ayam, yakni sekitar 30 cm.. -
Ayo bendung Bandung!
1.904!
Adalah jumlah kasus Aids/HIV di kota bandung yang membuatnya menjadi peringkat pertama di jawa barat (versi global-news Indonesia, 2009)
- Setiap anak muda berbicara dengan bahasa sekenanya, menggunakan binatang anjing sebagai koma.. Bukankah bahasa mencerminkan perilaku manusia..? -
Sahabatku, yang ku kenal dulu sudah tiada..
Sang paris van java, sudah berubah..
Semoga suatu hari nanti nama indah ini tidak hilang ditelan jaman..
Sehingga nama paris van java hanya dikenal sebagai pusat pertokoan..
Dimana para wanita muda fashionista melenggang mempertontonkan paha seperti tidak bercelana..
-ayo bendung Bandung!-