Banyak sekali tenda didirikan di sekitar pelabuhan, yang ternyata sebagian besarnya adalah milik Mataram-Parahiyangan. Mereka mendirikan tenda sendiri dan tidak menggunakan penginapan di kota atas. Hampir semua prajurit Mataram-Parahiyangan memenuhi pelabuhan Kota Bima, namun suasana tetap tertib dan segala sesuatunya berjalan normal. Soal makanan, para prajurit ini acap kali terlihat memancing dan mencari makanan laut seperti kepiting dan udang di dekat karang. Hanya untuk menambah persediaan makanan, selain yang telah mereka bawa sendiri sebelum berangkat dan yang mereka tangkap selama perjalanan di laut. Di beberapa grup tenda ada tempat memasak makanan bersama, sehingga menghemat tempat. Kebanyakan para prajurit mengisi waktu luang dengan latih tanding dan bersantai, menikmati suasana Bima yang sangat indah. Namun demikian perlu izin khusus untuk ke kota atas, apalagi ke wilayah Istana Atas Angin, nama istana kerajaan Nusa yang berada di atas bukit. Abdi, Dalem, beberapa pedagang, dan tiga orang prajurit Mataram bergabung ke salah satu grup tenda sebelah timur dekat karang. Terlihat beberapa kapal dagang yang berlabuh di sini, salah satunya tampak megah dan bercorak kekuningan, mengingatkan mereka akan sebuah kerajaan di utara Samudera.
KEMBALI KE ARTIKEL